RAPI 2:Pengangkatan ASN Mundur, Ombudsman: Pemerintah Jangan Ciptakan Komplikasi Sendiri

 

Keputusan pemerintah menunda pengangkatan tenaga kesehatan, termasuk tenaga gizi dan kesehatan masyarakat di puskesmas, berisiko besar terhadap keberhasilan program penanggulangan stunting dan anemia. Puskesmas, sebagai garda terdepan dalam pelayanan kesehatan masyarakat, memiliki peran krusial dalam edukasi, pemantauan, dan intervensi kesehatan. Kekurangan tenaga ahli dapat menghambat pemantauan status gizi, penyuluhan, serta distribusi suplemen dan makanan tambahan bagi ibu hamil, bayi, dan balita. Selain itu, identifikasi dini kasus stunting dan anemia menjadi terhambat, sehingga memperpanjang penyelesaian masalah gizi di daerah. Jika tujuan penundaan ini adalah efisiensi birokrasi, langkah tersebut tidak seharusnya mengorbankan layanan kesehatan yang vital bagi masyarakat.


Penundaan pengangkatan CASN tenaga kesehatan berdampak signifikan terhadap pelayanan di fasilitas kesehatan tingkat pertama, seperti puskesmas dan rumah sakit daerah. Kekurangan tenaga medis dan paramedis meningkatkan beban kerja tenaga yang sudah ada, yang dapat menyebabkan kelelahan, kesalahan medis, serta penurunan kualitas layanan. Selain itu, waktu tunggu pasien semakin lama, pelayanan kurang optimal, dan cakupan layanan promotif serta preventif berkurang. Dampak ini lebih dirasakan di daerah terpencil yang sejak awal menghadapi keterbatasan tenaga kesehatan. Jika dibiarkan, kondisi ini berpotensi memperburuk akses masyarakat terhadap layanan kesehatan serta menurunkan kepercayaan terhadap fasilitas kesehatan.


Meskipun tenaga kesehatan yang bertugas masih ada, penundaan ini tetap menghambat fungsi puskesmas dan rumah sakit daerah secara keseluruhan, termasuk dalam aspek edukasi kesehatan, pencegahan penyakit, serta penanganan kasus medis yang mendesak. Oleh karena itu, kebijakan ini perlu dikaji ulang agar tidak mengorbankan kualitas layanan kesehatan masyarakat.


Penundaan pengangkatan CASN juga berdampak signifikan terhadap perekonomian daerah, terutama di sektor pelayanan publik seperti kesehatan, pendidikan, dan administrasi. Kekurangan tenaga kerja di sektor-sektor ini menurunkan kualitas layanan, memperlambat program pembangunan, dan menghambat aktivitas ekonomi masyarakat. Ketidakpastian bagi CASN membuat mereka menunda pengeluaran, yang pada akhirnya dapat mengurangi daya beli dan memperlambat perputaran ekonomi lokal. Dalam jangka panjang, penurunan kualitas layanan publik dapat memengaruhi produktivitas masyarakat, menurunkan daya tarik investasi, dan memperburuk kesejahteraan sosial. Oleh karena itu, percepatan pengangkatan CASN diperlukan guna memastikan kelancaran pelayanan publik serta menjaga stabilitas ekonomi daerah.


Kebijakan menunda pengangkatan CASN kemungkinan besar berkaitan dengan upaya pemerintah menghemat anggaran, terutama dalam menekan pengeluaran untuk gaji, tunjangan, pelatihan, dan fasilitas kerja pegawai baru. Dengan menunda pengangkatan, pemerintah dapat menunda beban finansial dalam jangka pendek, terutama jika kondisi fiskal sedang mengalami tekanan.


Namun, kebijakan ini berdampak negatif pada sektor pelayanan publik, terutama kesehatan dan pendidikan, yang sangat bergantung pada tenaga kerja manusia. Kekurangan tenaga medis di puskesmas dan rumah sakit daerah menghambat pelayanan kesehatan, sedangkan minimnya tenaga pendidik dapat menurunkan kualitas pendidikan. Dampaknya juga terasa dalam pelayanan administrasi publik yang menjadi lebih lambat dan kurang efisien. Jika dibiarkan dalam jangka panjang, penundaan ini dapat memperburuk kualitas layanan publik serta menurunkan kesejahteraan masyarakat.


Penundaan pengangkatan CASN turut berdampak pada penghasilan keluarga calon ASN yang telah lolos seleksi, terutama bagi mereka yang telah berhenti dari pekerjaan lama atau menggantungkan harapan pada gaji ASN. Untuk bertahan secara ekonomi, mereka dapat mencari pekerjaan sementara, baik di sektor formal maupun informal, seperti bekerja paruh waktu, menjadi pekerja lepas (freelance), atau menjalankan usaha kecil. Selain itu, mereka dapat memanfaatkan keterampilan yang dimiliki untuk memperoleh penghasilan tambahan, misalnya dengan mengajar les privat, membuka bisnis daring, atau menawarkan jasa tertentu. Pengelolaan keuangan yang bijak juga menjadi kunci, seperti mengurangi pengeluaran yang tidak perlu serta memanfaatkan tabungan atau dana darurat jika tersedia.


 Jika penundaan berlangsung lama, ketidakpastian ini dapat meningkatkan tekanan finansial dan psikologis bagi calon ASN maupun keluarganya. Oleh karena itu, kepastian dari pemerintah terkait jadwal pengangkatan sangat diperlukan agar CASN tidak mengalami kesulitan ekonomi berkepanjangan.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama