Puisi/Sajak
Bersyukur atas Diri
Oleh Reni
Di kanvas jiwa, terlukis warna-warni
Keunikan diri bagai pelangi nan menawan
Di cermin jiwa, kulihat bayangan diri
Bukan semu ilusi, tetapi nyata dan sejati
Bagaikan bunga di taman, mekar menawan
Setiap kelopak punya cerita yang ingin diceritakan
Tak perlu bandingkan diri dengan yang lain
Karena setiap diri punya keindahan yang tak tergantikan
Aku bukan cerminan orang lain
Tapi diriku sendiri yang autentik
Berani tampil beda, penuh percaya diri
Menebarkan cahaya positif dari hati
Rasa syukur kupancarkan
Atas anugerah keunikan yang kupunya
Diriku berharga, istimewa, dan tak ternilai
Karya seni ciptaan Tuhan yang Mahakuasa
Manusia Indah
Oleh Faizah Khairunnisa
Kicau burung memenuhi telinga
Disertai hentak angin menerpa rupa
Hening menyelimuti tegapnya daksa
Sembari memandang hamparan luas di sana
Kucoretkan tinta ini untukku
Dari seorang insan dengan pilu membiru
Sebelum rasa aman memeluk ragaku
Yang mengukir senyum di bibirku
Dan membuatku sadar akan indahnya diriku
Dua windu aku bertahan
Pujian diri tak pernah kulantunkan
Kini dengan mantap kukatakan
Aku adalah manusia yang indah
Gurindam
Oleh Salsa Nadita
Di penghujung hari, berterima kasihlah kepada diri sendiri.
Oleh Dina
Pujian diri hanyalah semata, tetaplah bijak dalam berpikir dan bertindak
Quotes
Oleh Salsa Nadita
"Terlalu fokus menyalahkan diri membuat kita lupa seberapa banyak bukit yang berhasil didaki"
Oleh Dina
"Pujian yang perlu dilontarkan adalah pujian kepada diri sendiri yang berhasil berjalan sejauh ini"
Cerpen
Di Balik Cermin
Oleh Marceldo Aditya Melwin
Di suatu desa yang tenang, hiduplah seorang pemuda bernama Arman. Dia adalah seorang seniman berbakat yang menciptakan lukisan-lukisan indah. Setiap kali penduduk desa melihat karya-karyanya, mereka akan memujinya tanpa henti. “Lukisanmu seperti hidup, Arman!” kata mereka. Arman sangat bangga dengan dirinya sendiri dan merasa bahwa tidak ada yang bisa menandingi bakatnya.
Namun, di balik semua pujian yang diterimanya, Arman selalu merasakan kekosongan. Dia merasa ada sesuatu yang hilang dalam hidupnya. Suatu hari, saat sedang melukis di tepi sungai, dia bertemu dengan seorang kakek tua yang aneh. Kakek itu mengenakan jubah lusuh dan membawa sebuah cermin kecil.
Kakek tua itu mendekati Arman dan berkata, “Nak, maukah kau melihat cermin ajaib ini? Ia akan menunjukkan siapa dirimu yang sebenarnya.”
Arman tertarik dan mengangguk. Kakek itu menyerahkan cermin tersebut kepada Arman. Ketika Arman melihat ke dalam cermin, dia tidak melihat wajahnya sendiri. Sebaliknya, dia melihat seorang pemuda yang penuh dengan keraguan dan ketakutan. Arman terkejut dan bertanya, “Mengapa aku melihat ini? Aku selalu dipuji dan dihargai!”
Kakek itu tersenyum dan menjawab, “Pujian itu seperti pelangi, indah tetapi sementara. Yang benar-benar penting adalah bagaimana kau melihat dirimu sendiri. Cermin ini menunjukkan hatimu yang sebenarnya.”
Arman terdiam sejenak, lalu bertanya, “Bagaimana aku bisa mengubah apa yang ada di dalam cermin ini?”
Kakek itu menjawab, “Kau harus belajar memuji dirimu sendiri, tetapi bukan hanya dari apa yang orang lain katakan. Hargai dirimu atas usaha dan kemajuan yang kaubuat, bukan hanya hasil akhirnya. Cobalah untuk melihat kebaikan dan keindahan dalam dirimu yang mungkin belum pernah kausadari.”
Setelah kakek itu pergi, Arman mulai merenungi kata-katanya. Dia mulai menulis diari tentang setiap langkah kecil yang dia capai setiap hari. Dia belajar untuk menghargai prosesnya, bukan hanya hasil akhirnya. Setiap kali dia merasa ragu, dia akan melihat ke dalam cermin itu lagi, dan perlahan-lahan, bayangan di cermin mulai berubah. Dia mulai melihat seorang pemuda yang penuh dengan keyakinan dan kebahagiaan.
Lama-kelamaan, Arman tidak hanya menjadi seniman yang lebih baik, tetapi juga manusia yang lebih baik. Dia belajar bahwa pujian diri yang sejati bukanlah tentang apa yang orang lain katakan, tetapi tentang bagaimana kita melihat dan menghargai diri kita sendiri.
Dan di desa yang tenang itu, Arman menjadi inspirasi bagi banyak orang. Bukan hanya karena lukisan-lukisannya yang indah, tetapi juga karena kebijaksanaan dan kebahagiaan yang terpancar dari dirinya. Mereka yang pernah memujinya sekarang melihat perubahan dalam dirinya dan memahami bahwa pujian diri adalah kunci kebahagiaan yang sejati.
Posting Komentar