Puisi/Sajak
Para Pencari Berkah
Oleh Zerly Affi Walti
Bulan suci yang dicari-cari
Penuh berkah, membuat adem hati
Tidak ada perbuatan yang sia-sia, terutama hal mulia
Hanya mencari yang baiknya, buang hal buruk dan sia-sia
Walau sekadar memberi jalan bagi seorang penyebrang
Walau berbagi sedikit remahan roti
Tiapnya ada nilai pahala yang datang
Selagi ikhlas dalam memberi
Siapa si yang mau melewatkan kesempatan bagus ini?
Hal yang terlihat sepele saja, bisa mendatangkan berkah
Yah, terkadang kita hanya bisa beranggapan saja dan menganggap kecil suatu hal
Lupa akan kondisi sekitar, karena terlalu fokus dengan hal-hal di atas. Sampai lupa melihat ke bawah
Hei para pencari berkah!
Sudahkah engkau mensyukuri segala kenikmatan yang datang kepadamu?
Selagi masih bisa marangkai kisah di bulan yang berkah
Keruklah pahala sebanyaknya untuk persiapanmu
Cerpen
Kolang-Kaling
Karya Lily24
Di bulan Ramadhan, kita akan menahan lapar dan dahaga selama sebulan. Sebenarnya ada arti juga dalam ibadah di bulan ini. Nilai yang sangat terlihat adalah rasa saling menghargai dan menghormati. Kita menjadi lebih menghargai apa yang kita punya, mencoba untuk lebih bersyukur atas nikmat tersebut. Dan juga, kita akan menghormati orang-orang yang sedang menjalani puasa.
Ngomong-ngomong soal puasa, pasti sebagian orang merasa lebih bugar. Bener ga sih?
Kalau penasaran, akan aku ceritakan tentang si Asla, yang suka datang di waktu tak terduga.
Siang hari yang terik~
“Wah, hari ini panas banget ya, Ma. Kain langsung kering selama sejam di jemur,” kataku sambil memegang kain di jemuran.
“Iya nih, mataharinya lagi semangat menyapa bumi tuh.” balas Mama Emilie-ibu kandungku, dengan candanya.
“Oh iya Ma, kenapa kalau tiap lagi puasa gini, rasanya badan Mila lebih enteng ya. Si Asla juga ga meronta-ronta tuh!” sahutku.
“Siapa Asla, Mil?”
“Si asam lambung, Ma. Biasanya kalau makan telat sedikit aja, langsung kerasa nyeri perutnya. Tapi kalau lagi puasa gini kayak ga ada apa-apa.” jelasku terheran-heran tentang si Asla tersebut.
“Oalah, kirain Asla siapa haha.” Akupun terkekeh atas tanggapan Mamaku. Yah, entah darimana aku kepikiran menyebutnya seperti itu.
“Sebenarnya Mil, alasan Asla atau asam lambung mu ga kumat selama puasa, karena jadwal makanmu jadi lebih teratur. Waktu istirahat juga lebih bagus kan?” tanya Mama Emilie, aku pun mengangguk setuju.
“Satu lagi, kelola stress kamu juga jauh lebih baik ya, kan. Apalagi dengan anggapan kalau bulan puasa ga boleh marah-marah atau bersikap kurang pantas, yang membuat puasa jadi berkurang pahalanya. Maka selama puasa itu, diri merasa lebih tenang juga. Coba kamu perhatikan lagi penyebab asam lambungmu sering kumat.” lanjut Mama Emilie.
“Oh iya benar juga ya Ma, selama hal yang menjadi pemicunya engga ada, jadi aman-aman aja ya.” Aku pun mulai memahaminya, mungkin ke depannya aku harus lebih disiplin lagi.
“Iya, makanya kamu lebih perhatian lagi sama kesehatanmu ya. Jangan sampai si Asla datang bertamu ….”
“Ehey, iya Ma iya.”
Tak tak tak!
Allahuakbar Allahuakbar
“Alhamdulillah!” serentak aku dan Mama Emilie. Kami pun mulai berbuka puasa dan menikmati semangkuk olahan bernama Setup Kolang-Kaling. Seger euy, ada dingin-dingin nya hahaha!
Pesan dari Asla
“Nah, apa yang Mama Emilie bilang bener ya. Kontrol lah sebaik mungkin kesehatan kalian. Karena aku pun masih bisa muncul kembali, bila kalian masih bandel. Dan juga, di bulan puasa ini, makan sewajarnya saja. Jangan sampai segalanya dimakan. Satu lagi, kalau engga mau aku datang bertamu. Maka jangan cari perkara ya. Karena aku juga malas berjumpa kalian ahaha!”
Pantun
Bila ada harta, tak lupa memberi
Bila ada rasa, tak lupa syukuri
- Lily24 -
Posting Komentar