Puisi/Sajak
Bulan Penuh Warna
Oleh
Atina Rizki
Langit
tampak lebih cerah dari biasanya
Hawa
sejuk terasa lebih menentramkan
Semua
terasa berbeda
Lebih
tentram, lebih tenang, dan lebih berwarna
Malam
sunyi kini terdengar penuh gema
Memanggil
semua orang beramai-ramai menuju rumah-Nya
Bersama
menyambut ketibaan yang ditunggu
Kedatangan Ramadan dengan cahaya di seluruh penjuru
Ramadan
dimana pagi tak lagi terasa berat
Embun
tak lagi terasa dingin
Kantuk
yang terusir oleh aroma semangkuk sup hangat
Penguat
tubuh hingga sang mentari terbenam di ufuk barat
Ramadan membawa banyak warna di dalamnya
Datang
dengan membawa suka
Selalu membawa selaksa asa
Hingga nanti pamit memberikan sucinya
Bulan Nan Suci
Oleh Muslimatul Husna
Quotes
“Biarkan Ramadan menjadi bulan yang menyembuhkan, ikhlaskan dan teruslah berjalan hingga sembuh itu diberikan oleh Tuhan.”
- Atina Rizki -
“Langkah hati suci menderu menghalau nafsu yang meraja, beramai-ramai kita di bulan istimewa berlomba memburu Rahmat-Nya.”
- Muslimatul Husna -
Senandika
Kehangatan Menjelang Fajar
Oleh Adelia Fauziah
Jika ditanya apakah aku menyukai pagi hitam, maka jawabanku adalah iya.
Aku suka dengan kesunyian nan damai yang dihadirkannya, pula dengan udaranya
meski mengantarkan dingin hingga ke belulang. Aku suka dengan aroma embun yang
menyelimuti rumput kala mereka tertidur dipandang rembulan. Aku suka.
Namun,
Aku mencintai obrolan kecil memecah hening
yang terlontar demi tetap terjaga. Aku mencintai nyaman sentuhan dan hangat
senyuman yang aku dapati saat membuka mata. Aku mencintai aroma hidangan yang
kini berkali-kali lipat lebih harum hingga membuatku bergumam, "hei, apa di hari biasanya seharum
ini?"
Aih, alangkah aku mencintai tiap detiknya—kala empat jiwa dalam satu ikatan mencari keridaan Tuhan, sembari menyambut hari.
Nikmatnya
Berbuka
Oleh
Aulia Saputri
Teriknya sang surya diatas kepala, menambah cobaan dibulan berkah. Padatnya agenda menghilangkan haus dan dahaga. Tapi, ada kala semua itu terasa melelahkan. Lalu apa obatnya? Tentu berbuka. Nikmatnya berbuka kita rasakan, disaat seharian bergelut dengan kegiatan dan cobaan. Membayangkan sejuk air melewati tenggorokan.
Lantunan suara merdu yang terserukan dikala senja, membayar semuanya. Menyantap makanan yang sudah sedari tadi berputar di kepala. Yang di dapat dengan bertempur dengan hamba lainnya.
Cerpen
Kehangatan dari Kasih Allah
Oleh Rahma Aulya
Di
tengah kota yang ramai, tersembunyi di antara bangunan-bangunan tinggi,
terdapat sebuah rumah kecil yang terlihat seperti rumah kecil biasa. Namun, di
dalamnya, terdapat kehidupan yang penuh warna dan kegembiraan. Rumah tersebut
dimiliki oleh nenek, Bapak Surya, dan Ibu Siti, yang telah menjalani hidup mereka dengan
penuh kasih sayang dan kasih Allah.
Ramadhan
telah tiba, dan di rumah Bapak Surya dan Ibu Siti, semua orang mulai
merenungkan dan mempersiapkan diri untuk beribadah. Setiap malam, mereka
bersama-sama berdoa di rumah, mengingatkan satu sama lain tentang kebaikan dan
kasih sayang. Di antara mereka, ada seorang anak kecil, Budi, yang penuh
semangat dan antusias untuk menjalani Ramadhan.
Budi
sangat menyukai kegiatan-kegiatan yang ada di rumah, seperti membaca Al-Quran,
berdoa, dan berbagi cerita tentang kehidupan orang-orang yang telah menjalani
Ramadhan dengan penuh kegembiraan dan kasih sayang. Ia terutama tertarik dengan
cerita tentang bagaimana orang-orang lain menjalani Ramadhan, dan bagaimana
mereka menjaga kesehatan dan kesejahteraan mereka selama bulan-bulan panas.
Sebelum
beribadah, Budi selalu mengunjungi pasar lokal untuk membeli makanan sehat dan
bergizi untuk ibu dan bapaknya. Ia juga selalu membantu ibu dan bapaknya dalam
menyiapkan makanan dan menjaga kebersihan rumah. Budi sangat bersyukur karena
bisa menjalani Ramadhan bersama keluarganya, dan dia berjanji untuk selalu
menjaga kebaikan dan kasih sayang.
Di akhir Ramadhan, Budi merasa sangat bersyukur karena telah menjalani bulan-bulan panas dengan penuh kegembiraan dan kasih sayang. Ia merasa bahwa setiap hari di rumah Bapak Surya dan Ibu Siti adalah hari yang penuh warna dan kegembiraan. Budi berjanji untuk selalu menjaga kebaikan dan kasih sayang, dan dia berharap untuk bisa menjalani setiap hari di rumah keluarganya dengan penuh kegembiraan dan kasih sayang.
Ramadhan telah berakhir, dan di rumah Bapak Surya dan Ibu Siti, semua orang merasa sangat bersyukur dan bahagia. Mereka merasa bahwa setiap hari di rumah mereka adalah hari yang penuh warna dan kegembiraan.
Posting Komentar