Puisi
Merawat Alam
Oleh Anisa
Polusi udara, air, tanah
Penyebab berbagai macam penyakit
Kitalah yang menimbulkannya
Maka kita jugalah, yang harus menghilangnya
Pemandangan yang bersih
Langit yang cerah
Pepohonan yang rindang
Dan udara sejuk yang kita dambakan
Akan memberikan kesehatan bagi kita
Kuncinya ada di tangan kita, manusia
Rawatlah alam
Maka alam akan merawatmu
Quotes
Oleh Muhammad Gusri Kurniadi Saputra
"Menanam dan menjaga sebuah pohon menumbuhkan rasa aman yang begitu besar di masa depan."
"Tak ada yang menjamin betapa mudahnya dalam menjaga lingkungan. Namun, hal itu tak akan susah bagi mereka yang memang peduli dengan keberlangsungan hidup generasi mendatang."
"Alam menciptakan segala kebermanfaatan untuk manusia, tapi kadang manusia tidak peduli dengan kebaikan yang diberikan oleh alam."
Oleh Sabrina Rachel Assyifa
“Better to give a drop of effort for environment, than do nothing.”
Cerpen
Blame on River
Oleh Sabrina Rachel Assyifa
Symon Mahendra atau biasa dipanggil Symon, sedang berjalan menyusuri koridor sekolahnya. Matanya mendelik kesal saat beberapa siswa menabraknya tanpa meminta maaf dan malah tertawa seolah menghiraukan keberadaannya. Ia mendengus, namun tetap melanjutkan langkah kakinya meninggalkan koridor sekolahnya menuju ke ruang guru.
Baru saja ia memasuki ruang guru, sapaannya langsung dibalas dengan senyuman ramah para guru yang ada di dalamnya. Almamater hijau kebanggaannya yang sedari tadi ia simpan di dalam tasnya, mulai ia keluarkan. Dengan gagah, ia langsung memakai almamaternya dan memperkenalkan dirinya dengan sopan.
“Permisi pak buk, saya Symon Mahendra dari Fakultas Kesehatan Masyarakat,” ucapnya sambil tersenyum ramah dan disambut dengan pelukan hangat dari seorang guru.
“Aduh, udah makin ganteng ya, Nak Symon sekarang,” ujar Anton, seorang guru sejarah di SMA Negeri 1 Solok, sekolah lama Symon. Mendengar pujian yang diberikan kepadanya, Symon menggaruk kepalanya malu. Sudah lama ia tidak mendengar pujian yang diberikan kepadanya.
“Bapak bisa aja hehehe. Bapak, Ibu, Symon izin memberikan pengarahan kepada adik-adik ya Pak, Bu.”
“Pengarahan tentang apa itu, Nak?”
“Tentang menjaga kebersihan lingkungan Pak, sekalian berbagi informasi dan pengalaman ke adik-adik tentang Fakultas Kesehatan Masyarakat, Pak.” jawab Symon dengan tenang.
“Oh iyaa, boleh-boleh. Tapi yang sabar yah menghadapi adik-adiknya. Mereka sekarang susah dikasih tau, apalagi sekarang jam istirahat 'kan ya.”
Symon mengangguk paham, kemudian mengucapkan terimakasih kepada para guru. Ia kemudian pamit untuk mengunjungi kelas-kelas sambil membagikan pengalamannya selama berkuliah sebagai mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat. Tentu saja tak lupa memberitahu pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, terutama di lingkungan tempat tinggal dan sekolah. Sekalipun banyak yang menanyainya, Symon menjawab pertanyaannya dengan tenang dan tentu saja memberikan solusi jika para siswa menanyakan pendapatnya.
Tiba di kelas terakhir, Symon menginjakkan kakinya ke dalam ruangan dan meminta ketua kelas tersebut untuk mengumpulkan anggota kelasnya. Namun, setelah beberapa lama, anggota kelas yang ia perkirakan berjumah 30 orang, hanya diisi delapan orang. Symon mengerutkan keningnya heran. Sekalipun adik-adiknya ini tidak suka belajar, biasanya mereka tidak menghindari jika ada sosialisasi yang diadakan sekolah.
“Ketua Kelas, Aldi ya?”
“Iya bang!”
“Kenapa teman-temannya yang lain ga ada Aldi? Ini pada ga hadir semua apa gimana?”
Aldi yang ditanya langsung gagap menjawab, “I-itu Bang, yang lain pada diare Bang. U-udah dari dua hari yang lalu gak hadir, Bang.”
Mendengar ucapan Aldi, Symon semakin heran. Untuk sakit diare dengan frekuensi sebesar ini, rasanya tidak mungkin terjadi apalagi pada anak-anak yang tidak tercemar virus. Symon terdiam sebentar, “Gak, tentu aja mungkin. Bisa jadi ada faktor luar yang jadi pemicunya,” batin Symon.
“Kalo Abang boleh tau, kenapa ya pada diare semua?”
“Setahu Aldi, teman-teman yang lain pada mandi di sungai yang kemarin ini tercemar limbah sama sampah Bang. Sebenarnya tujuan mereka baik Bang, mau bersihin sampah di sungai. Tapi mereka malah kebablasan mandi di sungainya,” ujar Aldi sambil tersenyum miris. Symon kemudian mengangguk kepala paham.
“Jadikan ini pelajaran ya Adik-Adik yang lain. Berbuat baik boleh, tapi jangan lupa jaga kesehatan diri sendiri loh ya. Kalau mau berbuat, boleh dimulai dari hal kecil dulu aja kok. Jangan lupa selalu jaga kebersihan ya, seperti cuci tangan setelah megang sesuatu ataupun mandi setelah mengerjakan sesuatu yang bikin basah. Titip salam ke teman-teman yang sakit ya Aldi.”
Symon kemudian melanjutkan sesi tanya jawabnya kepada adik-adik yang hadir dan menyelesaikan tugasnya untuk sosialisasi kepada siswa sekolah lamanya. Sebelum pulang, ia kembali ke ruang guru untuk berpamitan kan berterimakasih. Ia kemudian meninggalkan sekolah lamanya dengan senyum. Setidaknya siswa saat ini memiliki kesadaran menjaga lingkungan daripada masa ia sekolah.
Posting Komentar