Puisi/Sajak
Langkah
Oleh Fitri Dini Aulia Sari
Tiada alasan menunggu waktu yang tepat
Inilah waktu aku, kau, dan kita
Cobalah resapi kata-kata
Bermain dengan aksara dalam sastra sederhana
Dengar ini sobat!
Bukan tanpa sebab semesta bentangkan pelita
Segerombol harapan sahut-menyahut bangun impian
Sobat, lihatlah salut yang terbalut dalam senyumku
Engkau dan kita begitu gagah
Kokoh dari pasang surut hari-hari lalu
Mekar di tengah kerentanan layu
Tak sekedar melangkah dalam titah
Berbaur hadapi duka, bersama nikmati suka
Berjuang untai cerita baru
Semai prestasi di langit biru!
Langkah Baru
Oleh Syakira Barara
Kemarin masih tertinggal secuil rasa, kala menatap wajahmu
Namun, hari ini aku mengerti, bahwa rasaku telah pergi dari dirimu
Untukku, mari rangkai cerita baru
Meski kalimat itu hanya tipu daya agar terlihat lebih mampu, menatap ke depan tanpa dirimu
Melepas Belenggu
Oleh Nadia Intan
Hari ini …
Ku putuskan menutup lembaran ku dengan mu
Membuang semua benda kenangan kita
Menghapus semua jejak hadirmu di hidupku
Aku tahu … jika ini berat
Aku tahu … hal ini tidak mudah bagiku
Tapi, jika tak ku kubur kenangan ini
Ku takut, hadirnya membelengguku
Ku takut, hatiku ingkar dengan akalku
Dengan itu, ku ucapkan selamat tinggal
Padamu wahai kasihku
Senandika
Mengukir Cerita Baru
Oleh Trianda Nurlia Hidayat
Selamat pagi Puan yang sedang menata asa, apa kabar?
Merangkai angan di kemudian hari tentu diizinkan, namun bagaimana angan yang belum usai, Puan?
Merangkum cita yang belum tersampai di masa lampau tidaklah seburuk itu. Bukankah evaluasi perlu dilakukan, Puan?
Melanjutkan perjuangan kemarin tidaklah salah, setiap proses tetap berharga, Puan. Di setiap babak baru, Puan tidak mesti menjadi pribadi yang baru pula. Kealfaan masa lalu tidak perlu disesali, Puan. Jadikan saja kegagalan kemarin sebagai cambuk semangat hari ini, Puan. Seperti kata petuah, belajarlah dari kegagalan, jangan jatuh di lubang yang sama untuk kedua kalinya, Puan.
Oleh sebab itu Puan, merangkai asa untuk cerita baru berarti melanjutkan perjuangan kemarin dengan jalan dan ikhtiar yang berbeda. Namun Puan, jika jalanmu buntu, ikuti saja nurani mu. Tidak perlu dipaksakan, jika harus berhenti maka berhentilah. Berdamailah dengan diri sendiri, Puan, agar tenang jiwa mu. Rangkailah kembali citamu, ciptakan cerita baru di babak ini. Selamat berjuang (kembali) Puan, meski dengan perjuangan yang berbeda.
Pantun
Ukiran Kehidupan
Oleh Zerly Affi Walti
Awal tahun, cerita baru.
Masih dengan orang yang sama.
Ukiran kisah baru menyambutku.
Suka cita, ku terima.
Posting Komentar