Tema: I’m Fearless
QUOTES
“Cerita hidup tidak hanya tentang tawa, akhir cerita juga tidak
sesederhana yang terlihat, adakalahnya jatuh-sejatuhnya. Namun jangan biarkan
jiwa terkalahkan”
-Nindi Octaviani-
CERPEN
Fearless
Karya : Dhea Amelia
Lua
menyingkirkan buku-buku dari atas meja belajarnya hingga jatuh ke lantai. Dia
menutup kedua telinganya dan sedikit mengerang.
Ia lelah. Ia
lelah mendengar kedua orang tuanya kembali beradu mulut memecah
konsenterasinya. Besok ia harus menghadapi ujian akhir sekolah, namun
kebisingan ini membuat ia muak. Akhirnya, Lua mematikan lampu utama kamar,
membaringkan tubuh di atas kasur empuknya, lalu menyalakan lampu tidur di atas
nakas. Ia harus tidur sekarang.
"Kamu
kenapa?" Raut wajah Lua yang murung membuat Danilla, teman sebangku Lua,
melontarkan pertanyaan. Sebenarnya Lua enggan menjawab, tetapi entah mengapa
mulutnya mengalirkan cerita kelamnya begitu saja. Setelah mendengar cerita Lua,
Danilla hanya merespon dengan raut wajah simpati. "Yang sabar, ya,
Lua." Basi. Orang lain hanya penasaran, bukan peduli.
Angin
malam menghembus pelan rambut Lua. Gemerlap lampu-lampu di kota kelahiran Lua
terlihat begitu saja dari atas atap gedung yang ia pijak.
Lampu-lampu
itu terlihat indah. Namun, ini kesempatan terakhirnya untuk menikmati malam.
Lua
merentangkan tangan sembari memejamkan mata. Ia menarik napas dalam-dalam.
Terbesit kenangan-kenangan yang tidak ada indahnya sama sekali terjadi selama
hidupnya.
Orangtua yang
selalu beradu mulut. Teman-teman yang tidak peduli akan masalahnya.
Ia lelah. Ia
lelah dengan semua itu. Tuhan, akhirnya aku akan bertemu denganMu.
Sesaat
sebelum Lua memutuskan untuk menghempaskan diri ke tanah, tiba-tiba notifikasi
pada ponsel yang ia simpan di kantong celana berbunyi.
Lua
mengambil ponselnya melihat notifikasi dari aplikasi apa yang telah berbunyi.
Sedikit berharap bahwa itu merupakan pesan dari kedua orang tuanya, mengatakan
bahwa mereka mencari anak gadis mereka.
Namun
sayangnya tidak, melainkan notifikasi dari sosial media milik idolanya. Lua
suka bernyanyi, dan idolnya adalah role model baginya.
Seketika
Lua menangis, menyadari bahwa jika ia jadi memutuskan untuk bunuh diri maka ia
tidak bisa melihat lagi postingan sosial media idolanya. Ia tidak bisa melihat
lagi jika idolanya merilis lagu baru. Ia tidak bisa melihat lagi konser
idolanya seperti yang telah dia lakukan tahun lalu. Lua berjongkok, menempatkan
wajah di antara kedua lutut, menggenggam erat ponselnya seakan itu harapan
satu-satunya yang ia miliki. Mungkin ini bantuan yang diberikan Tuhan
padanya. Kemudian Lua membuka aplikasi pesan, mengetikkan sesuatu yang ia
kirimkan kepada kedua orang tuanya. Pah, Ma, selama seminggu Lua mau
menginap di tempat nenek dulu karena sebentar lagi Lua ujian tapi nggak bisa
fokus karena Papah sama Mama berantem terus. Kalau dalam seminggu Papah sama
Mama belum menyelesaikan masalah antara kalian berdua, maka lebih baik Lua
tinggal selamanya di tempat nenek.
PUISI
Tak Gentar Akan Tantangan
Karya : Siti Nurul Izza
Entah mengapa diriku
merasakan
Perasaan yang belum
pernah sebelumnya kurasakan
Perasaan yang megebu-gebu
Akan suatu hal yang pasti bisa kulakukan dengan benar
Di saat semua orang takut akan hal tersebut
Aku merasa bahwa hal ini
akan berlalu dengan indah
Ku lawan segala hal yang
membuatku ragu
Ku kuatkan tekad dan
memberanikan diri
Aku hanya ingin setiap
yang telah dan akan kulakukan
Menjadi berarti bagiku
dan sekitarku
Suatu tantangan yang baru
dalam hidup
Yang membuatku ingin
terus maju dengan tanpa rasa takut
Posting Komentar