Berdasarkan
laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setidaknya 2 miliar orang menggunakan sumber air minum tercemar tinja. Bukan main, kondisi tersebut jelas mengkhawatirkan.
Cemaran tinja pada air bisa menyebabkan berbagai
penyakit, utamanya diare. Diare sendiri menjadi penyebab utama kematian balita.
Selain diare, ada juga beberapa penyakit lain yang disebabkan oleh kontaminasi tinja. Sebut saja kolera, disentri, tipus, dan polio, serta beberapa jenis infeksi saluran pernapasan akut. Ada beberapa ciri yang bisa diperhatikan dari air minum terkontaminasi tinja. Berikut di antaranya, mengutip berbagai sumber:
- memiliki rasa yang tidak biasa, bisa rasa logam, berminyak, atau amis;
- memiliki bau, seperti bau sulfur;
- berwarna keruh;
- berbusa;
- sedikit kotor, ada bintik-bintik putih dan sejenisnya.
Lantas,
apa yang harus dilakukan?
Ahli
lingkungan hidup Institut Pertanian Bogor (IPB) Suprihatin mengatakan bahwa
sanitasi menjadi faktor penting
untuk menjaga air tetap bersih.
"Sanitasi
jadi faktor kunci untuk menjaga air bersih," ujar Suprihatin, mengutip
Antara, masyarakat bisa melakukan beberapa hal untuk mencegah kontaminasi.
Berikut di antaranya.
1. Membersihkan
kamar mandi
Masyarakat diimbau untuk
membersihkan kamar mandi secara berkala. Selain itu, jangan lupa juga untuk
menyemprot kamar mandi dengan cairan desinfektan.
2. Mencuci
tangan
Mencuci tangan tak cuma
untuk mencegah penularan Covid-19, tapi berbagai penyakit. Mencuci tangan bisa
menghilangkan berbagai bakteri penyebab penyakit yang ada di tangan.
3. Masak
air hingga matang
Selain itu, masyarakat
juga diimbau untuk memasak air minum hingga benar-benar matang.
Suprihatin
menyarankan masyarakat untuk tidak langsung mematikan kompor saat air telah mendidih. Biarkan air mendidih
setidaknya selama 1 menit. Cara ini
ampuh untuk memastikan bahwa bakteri benar-benar hilang dalam air minum yang terkontaminasi tinja.
Nadia
Ayunda
Magang
UKPM Pena BEM KM FKM Unand
Generasi
Aksatawani
Posting Komentar