Tema : 77 Tahunnya Indonesia
PUISI
Kemerdekaan
Karya: Mirqi Rahmiani Yasra
77..
Angka yang biasa
Namun sangat bermakna
77 tahun sudah
Kemerdekaan diraih
Dengan pertumpahan darah
Dengan cucuran keringat
Dengan berbagai pengorbanan
Demi sebuah kemerdekaan
Agustus menyapa
Sorak berkumandang
Dengan gagah gempita
Untuk 77 tahun Indonesia merdeka
Merdeka, merdekalah bangsaku
Merdeka
Merdeka
Dirgahayu Republik Indonesia
Karya : Anilsi
Ansari
77 Tahun yang lalu
telah bergema pekik
Medeka, bergema,
Berkumandang, keseluruh dunia
Suka duka perjuangan
bangsa
Berbuah nyata
Kita sadar sebagai
bangsa Indonesia
Penerus pemandu tongkat
Perjuangan bangsa ini
Mari kita jaga ibu
pertiwi
Kita jaga Republik
Indonesia ini
Kita junjung martabat negeri
Dirgahayu bangsa
Indonesia
Yang ke 77 tahun ini
Nyalakan terus semangat
45
Sekali merdeka tetap
merdeka
Perjuangan Kemerdekaan
Karya : Annisa
Fadila Gusman
Indonesia adalah negara yang makmur,
kaya
Negara yang penuh dengan budaya
Negara yang selalu subur, jaya
Di sepanjang masa, di setiap generasinya
Tersilap kisah di balik itu semua
Masa kelam dengan sejarah penjajahan
Tak pernah bisa tertutupi
Perjuangan para pahlawan
Tak pernah bisa dibayar dan dilupakan dalam memori
Pertumbahan darah
Tekad yang kuat
Menjadi saksi bisu kemerdekaan
17 Agustus 1945
Itulah hari kemerdekaan
Itulah hari kelahiran Indonesia
Hari dimana Indonesia bahagia
Lepas tertawa dan lepas dari belenggu penjajahan
Merdeka!
QUOTES
“Sekali merdeka. Itulah Indonesia bangsa yang selamanya tetap
merdeka!”
-Audia Ananda-
“Kian pedihnya jatuh bangun yang dirasa
bangsa Indonesia telah menggambarkan begitu banyak nestapa yang dilalui para
pahlawan dalam memperjuangkan kebebasan Indonesia. Kini, 77 tahun sudah buah
kemenangan itu dilalui. 77 tahun sudah buah perjuangan dinikmati. Hidup
Indonesia, Merdeka!”
-Hanifah Zahra-
“Indonesia telah berhasil merdeka dari para
penjajah, karena sejatinya kemerdekaan hanya akan didapatkan oleh orang-orang
yang memiliki jiwa dan tekad kuat untuk merdeka, merdeka, merdeka!!!”
-Nada Rudia Putri-
“Menginjaknya Indonesia di
umur yang ke-77 bukanlah hambatan bagi kaum muda untuk berjuang. Semakin tua
Indonesia, semakin berat perjuangan. Semakin tua Indonesia, semakin membaranya
api nasionalisme di jiwa kaum muda Indonesia.”
-Mutia Hasna Khairani-
SENANDIKA
Merah darahku adalah
ungkapan bahwa semangat yang berkorbar tidak akan padam hingga tetesan darah
terakhir, dan putih tulangku adalah mental baja yang tidak akan pernah pudar
walau panasnya peluru menembus tubuh.
Jasa pahlawan, jasa penuh
kenangan. Jasa yang tak akan mampu dibeli dengan harta,Jasa yang punya tujuan
“Merdeka atau Mati”,Saudaraku, mari kita bangkit bersama.Membangun negeri
tercinta”
-Nova Amalia-
CERPEN
Harapan Kecil Untuk
Negri
Karya : Azizah
Chairunnisa
“Assalatukhairum
minan naum” terdengar suara adzan dari surau, aku pun terbangun dari tidur ku
dan menunaikan sholat subuh. Seperti di pagi minggu biasanya, aku akan pergi ke
pantai untuk mengambil ikan yang ayah jaring semalam di laut lepas. Tak berlama
lama aku pun melangkahkan kaki keluar dari rumah dan segera menuju ke bibir
pantai. Angin yang berhembus sepoi-sepoi menggoyangkan pohon kelapa yang
berjejer rapi, burung-burung laut pun berkicau terbang bebas di angkasa,
matahari mulai terbit, di tambah dengan suara dentuman ombak yang memberikan
suasana khas pesisir. Membuatku semakin cinta dengan negeriku yang begitu
indah.
Dari
kejauhan sudah terlihat air laut yang jernih dengan pasir yang berwarna putih.
Aku pun menghampiri ayah di atas dermaga kayu yang sederhana dan mengambil
sekarung ikan tongkol segar pemberian ayah. Aku pun bergegas pulang agar ikan-ikan
tongkol ini tidak terlambat sampai ke kota. Di sepanjang jalan terlihat bendera
pusaka merah putih berkibar di depan rumah warga, pertanda hari kemerdekaan
hampir tiba. Di depan rumah sudah tampak pak Ali yang sudah siap dengan
motornya untuk mengantar ikan ke kota. Kemudian aku meletakkan sekarung ikan
tongkol di atas honda pak Ali.
Sulitnya
ekonomi di daerah pesisir mengharuskan wanita dan anak-anak ikut bekerja.
Pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh wanita di pesisir menjemur ikan asin dan
budidaya rumput laut. Biasanya untuk menambah uang jajan aku dan teman-teman
sering mengumpulkan kerang-kerang yang ada di bibir pantai untuk dirangkai dan
dijadikan berbagai aksesoris. Negeri ini memang mempunyai sejuta kekayaan alam
dan keindahannya. Namun di balik keindahan ini, tak sedikit kapal-kapal asing
yang masuk ke perairan tempat tinggal ku untuk menangkap ikan dengan cara
pemboman ikan yang dapat merusak terumbu karang dan ekosistem laut, di tambah
lagi mereka menggunakan pukat harimau yang dapat membunuh ikan-ikan kecil.
Entah mengapa harus di negeriku mereka mencari ikan, mungkin benar seperti di
film-film, orang bilang tanah kita tanah surga. Suatu saat nanti kami penerus
bangsa ingin memberikan kesejahteraan bagi rakyat dan menjaga kemaritiman Indonesia
dari kapal-kapal asing yang ingin mengambil kekayaan laut Indonesia.
Tak
terasa hari sudah hampir magrib, langit pun sudah tampak merah kejinggaan,
matahari pun perlahan menghilang. Adzan juga sudah berkumandang, segera aku
berwudhu dan menunaikan ibadah sholat, setelah sholat dilanjutkan dengan makan
malam dan tidur. Sudah beberapa malam aku merenung memikirkan bagaimana caranya
memulihkan ekonomi rakyat desaku dan bagaimana caranya agar aku dapat membuat
perubahan kecil yang bermanfaat untuk desaku tercinta. Pertanyaan ini yang
selalu menghantui diriku, dengan melihat kondisi ekonomi tanah kelahiranku yang
terus mengalami masalah, dan di malam kemerdekaan Indonesia ini aku belum bisa
menemukan titik terang bagaimana cara melakukan perubahan yang bermanfaat.
Mungkin aku bisa melakukan hal kecil untuk membela negeri ku dari permasalahan
ekonomi, seperti mengajak temanku memanfaatkan potensi alam yang ada di pesisir
kami, pikirku.
Wah, ternyata hari
sudah pagi, ujar ku yang terbangun karena sinar matahari yang masuk ke kamar
dari celah-celah dinding kayu dan menyengat kulitku. Aku begitu terlelap tidur
semalam. Segera aku membuka jendela kamarku dan duduk sambil meluapkan isi hati
ku.” Hai Indonesia, selamat hari kemerdekaan yang ke 75, di hari ulang tahun
negeri ini ada harapan kecil untukmu, aku berharap ekonomi negeri ini ke depan
semakin membaik dan bebaskan negeri ini dari kemiskinan dan kesengsaraan,
mungkin puluhan tahun ke depan negeri ini akan di pegang oleh generasi
milenial, izinkan kami untuk membela negara dari keterpurukan ekonomi dan
memberikan sedikit perubahan untuk negeri kami. Sulit memang untuk remaja
seusia ku untuk membela negaranya, namun jika sudah cinta pada negerinya semua
hal akan dilakukan demi negerinya. Jika bukan sekarang kami bisa membela negara
mungkin di masa yang akan datang, iya aku sangat yakin hal itu.
Posting Komentar