TEMA: CERITA MASA MUDA
CERPEN
Hati hati
Oleh: Luthfiyyah Fathinah
Namanya
Mangga. Aku memberinya nama baru karena aku terlalu malu menyebutkan nama
aslinya. Hari itu adalah hari yang biasa biasa saja sebenarnya, tetapi tidak
untuk beberapa hari kemudian, beberapa minggu, bulan, tahun, bahkan aku tidak
tahu hingga sampai kapan aku akan menceritakan kisah ini dengan perasaan yang
sama.
Juni
2019, saat itu cuacanya begitu terik. Aku berteduh pada sebatang pohon mangga
di depan perpustakaan, seusai menjalani pendaftaran ulang. Ya, aku di terima di
SMA yang aku impi-impikan selama ini.
"Alhamdulillah,
ya Allah akhirnya ga makan waktu lama lagi kalau mau ke sekolah, naik angkot
sepuluh menit sampai", ucapku dalam hati. Tiba tiba seorang gadis
berkerudung merah melambaikan tangannya kepadaku. Aku yang minus tiga sedang
tidak mengenakan kacamata sehingga aku bermain tebak tebakan dengan diriku
sendiri,
"Layla? Cheril? Nila?" Nila. Nila sahabatku dari
SMP mengajakku untuk berkeliling sekolah baru kami.
"Cihuuy
besok pake seragam putih abu-abu,dong", ucapku kegirangan.
"Ihh
Tina, besok kan kita pakai seragam olahraga SMP!", ucap Nila begitu heboh.
"Yahh aku
ga jadi kawaii desune dong, La"
"Ciee
wibu newbie, ntar kita masuk japanese club,kuy"
"Kuy kuyy
kuyy"
Saat
itu kami melewati koridor kelas sepuluh, suasanaya menyenangkan, tetapi ntah
kenapa bulu kudukku merinding. Seakan ada mata yang mengawasiku dari kejauhan.
H+8 kuliah tatap muka.
Seperti
biasa pagi ini aku naik angkot terlambat, hanya menyisakan bangku untuk sekitar
dua hingga empat orang lagi. Namun, dengan jarak tempuh yang masih berdekatan,
satu persatu penumpang turun. Kemudian, beberapa orang naik lagi. Kali ini
angkot menjadi penuh. Sesak. Seorang pria duduk di sampingku. Untung tali
tasnya teruntai jatuh, memberi jarak antara aku dengan dia. Yang benar saja,
aku risih, tapi ya namanya juga angkutan umum.
"Manusia
biasa datang dan pergi....." ntah kenapa aku menjadi teringat tulisan ini.
Kemudian begitu melihat penumpang di depanku turun, aku mengambil sikap
waspada. Aku segera beranjak mendapati bangku kosong di hadapanku. Sepertinya aku mendengar helaan napas tadi.
Tetapi aku menahan diri untuk tidak melihatnya.
"Jadi
biasakan dirimu" yah aku hanya mengikuti kalimat itu. Namun, pria itu
seperti sedang menatapku. Aku berusaha untuk tidak memastikan keraguanku ini.
Mungkin dia tersinggung?
Huhh
haah...
Aku
berlari mengitari lapangan basket SMA, pulang sesore ini benar-benar membuatku
lelah. Aku menunggu Bapak di depan perpustakaan sembari menyeruput es teh
goyang. Aku tidak sabar menunggu Bapak, sampai-sampai gigiku mengunyah es batu
ini tanpa butuh usaha lebih. Aku menikmati suasana ini, es batu di sore hari
dan melihat orang-orang bermain basket. Aku bergegas karena sepertinya bola
basket akan mengenaiku. Sontak aku melepas gengggamanku pada es teh yang
terbungkus plastik tanpa diikat karet ini. Aku berlari berlindung di bawah
meja, tetapi aku tidak melihat bola basket itu mengenai kaca jendela perpustakaan
seperti biasanya. Lalu aku melihat ke arah pohon mangga tadi. Seseorang berdiri
di sana dan berkata, "hati
hati".
Senandika
Masa Muda
Oleh: Nindi Octaviani
Waktu terasa
begitu cepat hingga tidakku
sadari dunia semakin berubah. Jika dulu ku tak sungkan untuk merajuk, merengek
dan juga menangis. Sekarang tak lagi.
Ketika egoku
mulai meninggi. Cerita orang lama, tak benar-benarku dengar. Hah,aku merasa
diri ini telah mampu menjalani kehidupan dengan mapan. Namun ternyata, hidup
mapan yang jadi impian tak seindah masa muda...
Ya masa muda,
masa yang ku habiskan dengan kekonyolan. Masa muda yang tak pernah takut akan
tertinggal. Masa muda tak pernah berpikir bahwa dunia tak adil. Masa muda yang
juga tak peduli seberapa sukses orang lain. Masa muda yang tidak ragu untuk
mencoba meskipun gagal. Semuanya terasa akan baik-baik saja pada masa muda itu.
Karena mungkin saat itu tak banyak tuntutan..
Hahh, jika dulu
kuberkata lantang ingin cepat dewasa. Maka saat ini aku berkata ingin kembali
kepada masa muda itu.
SAJAK
Bimbang
Oleh:
Annora Febrianti
Ketika hati mulai resah
Tidak tau kemana arah melangkah
Menanti rumah untuk singgah
Akankah berakhir indah?
QUOTES
"Sukses
di masa tua itu biasa, tetapi sukses di masa muda baru luar biasa."
-Afifah
Hanum Harahap-
“Masa tua yang sukses tidak lahir
dari masa muda yang berleha leha, jauh lebih baik kita kehilangan masa muda
untuk belajar dan bekerja keras daripada kehilangan masa depan”
-Siti Nurul Izza-
PANTUN
Jalan-jalan ke Danau Toba
Engga
disangka digoda ibu-ibu
Waktu muda pengen cepat dewasa
Eh, sekarang pengen balik ke masa itu
Adisty
Fadhilah Pohan
Posting Komentar