Semenjak Universitas Andalas melakukan pembelajaran
tatap muka pada tanggal 14 Februari 2022, hingga saat ini bermunculan kabar
terjadinya pemalakan di lingkungan kampus Universitas Andalas, banyak jeritan
dari para mahasiswa yang sudah menjadi korban pemalakan tersebut. Tetapi,
petugas keamanan Unand seakan tutup telinga dan malah mempertanyakan kekritisan
berpikir dari mahasiswa.
Tentu hal tersebut menjadi polemik yang membuat para mahasiwa
jengkel, sudahlah mereka menjadi korban pemalakan kini malah dikatakan tidak berpikir
kritis. Tentunya dengan sudah banyaknya korban pemalakan ini, pimpinan kampus
hendaknya turun tangan untuk mencarikan solusi yang tepat dari masalah ini.
Jika tidak ditangani secara cepat, maka para pelaku pemalakan ini akan semakin
merajalela dan akan semakin banyak lagi yang akan menjadi korban.
Solusi yang tepat dilakukan adalah bagi para
mahasiswanya terlebih dahulu, mahasiswa diharapkan bisa berhati-hati dan tidak
mudah percaya kepada orang yang tidak dikenal di lingkungan kampus, bagi
petugas keamanan bisa lebih bertanggung jawab dan memperhatikan kondisi di
keamanan di lingkungan kampus, dan bagi para pimpinan diharapkan bisa
mengeluarkan kebijakan yang dapat menjamin kenyaman dan keamanan warga kampus,
serta bisa lebih menyeleksi siapa saja orang yang masuk kedalam lingkungan
kampus.
Maka dari hal tersebut dapat kita simpulkan bahwa,
mahasiswa ataupun petugas keamanan dan juga pimpinan kampus harus saling
bekerja sama dan berkomunikasi untuk menghindari terjadinya kasus-kasus
pemalakan yang meresahkan di lingkungan ampus Universitas Andalas, sehingga
sedikit demi sedikit kasus pemalakan ini dapat ditanggulangi dengan baik.
Niatul Aini Hendri
UKPM Pena BEM KM FKM Unand
Generasi Aksatawani
Posting Komentar