RASA 02
TEMA : LUKA MASA LALU
Quotes
“Mereka bilang tak ada pilihan lain, tapi sebenarnya tergantung kamu, ingin menyembuhkan lukamu yang lama itu, atau tetap menggaruk dan memperparahnya? Kamu selalu punya pilihan, kok!”
- Nurul Fatimah Yusri -
“Ada luka lama yang memeluk jiwa namun juga ada luka lama yang mendewasakan jiwa. Sepertinya tidak apa, membiarkan luka membekas dalam diri untuk sementara, hanya untuk mendewasakan jiwa namun tidak untuk dikenang selamanya. Namun jangan sampai lupa untuk menyembuhkannya”
-Alfarel Huzri-
“Ngomong ikhlas itu gampang, yang susah itu jalaninnya. Mau sebanyak apapun luka yang ia torehkan, kalau masa lalu tetap pemenangnya, kamu bisa apa?“
-Athifa Rahmadini-
“Luka masa lalu memberimu warna dalam hidup dan mengajarkanmu untuk mengambil langkah baru”
-Fitri Aidina Ilhamy-
Puisi
Luka, Duka, dan Lara
Oleh : Harisa Rahma Wenatri
Luka, duka, dan lara
Tiga kata sama makna
Sama-sama membuat hati kelabu
Sama-sama membuat hati pilu
Tiga kata yang membekas
Membuatmu tak berkutik
Membuatmu tak bernapas
Jika sudah terlalu larut
Mereka akan menenggelamkanmu
Luka, duka, dan lara
Jika ada segelintir cahaya,
Bolehkah ku gunakan untuk menghapus mereka?
Riak-Riak Luka
Oleh : Aulia Aorama
Merintih dalam hitam di atas putih
Menatap dalam timbunan bayangan fana
Yang masih saja dipandang sebelah jiwa
Masih menyisip abadi dalam sukma
Beraturan datang secara tiba-tiba
Menoleh pun jiwa tak bisa
Aku terpana
Melihat macam fatamorgana
Meraih hingga lepas kesana
Hingga bungkam dan merana
Lalu ...
Aku lupa ...
Ternyata, aku lupa
Langkah kecil mulai bergerak
Serasa menelusuri angan
Tarikan ini sangat menghangatkan
Serasa ke dimensi yang diciptakan
Tapi aku sadar
Walau hangat membaluri raga
Riak-riak luka masih bersembunyi di dalam logika
Lebam dari Masa Lalu
Oleh : Luthfiyah Kansa
Ku hantam luka
Pedih mendesis membara
Meremuk kenangan lama
Yang bersemayam tak pergi jua
Lukamu lebih keruh dari lumpur
Pun lebih lebam dari masa lalu
Dan kau semakin sunyi
Di antara lubang tali gantungan
Yang sudah engkau siapkan
Membiru
Oleh : Shinta Bella
Terlalu lama menunggu
Bertahan dengan segala ketidakpastian
Bukan hanya perihal waktu
Ternyata berharap adanya balasan hanyalah sebuah kesia-siaan
Jawaban itu tak kunjung ditemukan
Ingin rasanya melangkah maju
Beranjak dari masa lalu yang kelabu
Dari luka yang sudah lama membiru
Langkah yang sedari dulu membeku
Perlahan berlalu dan semoga bisa menemukan semangat baru
Perjalanan Masih Panjang
Oleh : Zerly Affi Walti
Dalam gelap, ku terus melangkah
Luka di sekujur tubuhku tak nampak
Namun berhasil membekas
Hujan panah menyambutku kembali
Rantai bola perlambat langkahku
Kini, pohon gugurkan daunnya
Berjatuhan ...
Pohon itu tampak lelah
Namun, lihatlah!
Daun baru menyapa
Masih ada setitik kehidupan
Pertanda awal yang baru
Melepas masa lalu
Berganti masa depan
Dianku dan Runtuhan Kecewa
Oleh: Fitri Dini Aulia Sari
Pelik benar gulungan kisah
Meski langkah dihadang tiada henti
Bahkan luka belum menyatu sepenuhnya
Serpih tajam rasa kecewa tak usai menyayati
Hentikan menyudutkan diri
Sadar akan alam yang tak hanya mengandung suka
Enyahkan angan kembali dalam runtuhan masa yang telah sirna
Tinta ini masih ada dalam genggamanku
Goreskan lagi mimpi dalam hidupku
Dianku akan hadir di waktu yang tepat
Belum menemukan bukan berarti tidak ada
Terus yakinkan sanubari
Impian bukan kambing hitam jalanku kini
Adakah Kau Lupa?
Oleh: Sausan Akbari Affa
Tidak ada satu haripun aku bisa tenang
Tanpa diundang, kebisingan itu selalu datang
Mengusik seakan ingin memecahkan jantung
Bisakah aku mendapatkan akhir yang terang?
Ada yang datang memberi energi dan kekuatan
Tak masalah jika hanya memberi kehangatan bahkan sekedar harapan
Seusai itu, kenapa aku masih bertahan?
Mungkin di relung jiwaku masih berdiri kokoh keyakinan
Yang maha kuasa pasti sudah menuliskan ketetapan
Yang tidak aku mengerti, kemana masa gemilang ku menghilang?
Bukannya aku manja, tapi dimana arus perjuangan?
Tidak bisakah aku menjadi jalan untuk persatuan?
Lihat aku, bangkitkan kesadaranmu
Dan aku mohon hentikan perpecahan
Salam dariku, Palestina
Pantun
Oleh : Anisa
Mencari kayu di tepi kali
Dayung perahu sembilan kali
Walau masa lalu membuat luka di hati
Jadikan masa lalu pelajaran hidup nanti
Posting Komentar