TEMA: SELF HEALING
· POJOK QUOTES
Tidak
ada kehidupan yang sempurna. Bahagia dan sedih akan selalu menyapa, maka
jadikanlah sabar dan syukur sebagai penikmatnya. Kamu capek, kamu stres, kamu
jenuh, tapi jangan sampai menyerah.
Adinda
Zahra Fadillah
·
POJOK INFO
Menulis sebagai Alternatif Self Healing
Self Healing dapat diartikan sebagai proses penyembuhan
luka diri dari luka batin atau mental yang diakibatkan oleh berbagai hal. Luka
batin itu sendiri bisa muncul dalam bentuk perasaan sedih mendalam, merasa
gagal, cemas, yang mengarah pada kondisi depresi. Tujuan dari self healing sendiri
adalah untuk memahami diri sendiri, menerima ketidaksempurnaan, dan membentuk
pikiran positif dari apa yang telah terjadi. Ketika berhasil melakukan self
healing, maka kita akan menjadi pribadi yang lebih tegar dalam menghadapi
kesulitan, kegagalan, dan trauma di masa lalu.
Pembaca
mungkin sering menjumpai istilah, “Piknik agar tidak Panik”. Liburan menjadi kesenangan
banyak orang dari berbagai kalangan. Bahkan, pergi tamasya menjadi agenda rutin
bagi sebuah keluarga. Tujuannya adalah untuk Self Healing Therapy.
Mereka menganggap bahwa berlibur merupakan cara paling ampuh untuk menyembuhkan
diri dari luka batin. Tertawa bersama teman, pasangan atau sanak family, berfoto-foto di tempat wisata, makan-makan
sambil menikmati pemandangan dapat membuat hati bahagia. Sehingga segala
sesuatu yang membuat hati tertekan menjadi sirna. Lalu bagaimana dengan
orang-orang yang tidak menyukai keramaian? Atau mereka yang jarang holiday demi menghemat pengeluaran? Salah
satu self healing theraphy yang bisa dilakukan yaitu
dengan menulis.
Menulis
merupakan bentuk terapi jiwa dan penyembuh diri dari gangguan psikologis atau
mengalami trauma. Seperti yang dilakukan oleh Winda Nurdiana (25), seorang
gadis introvert dan
kurang bisa bergaul dengan orang lain. Lingkungan sosial yang kerap tidak adil
membuatnya harus banyak melakukan kegiatan dari rumah. Oleh karena itu, ia
sering meluapkan segala yang mengusik kalbu lewat tulisan. Menurutnya, “Saya
senang menulis karena ide-ide, ilmu, pengalaman, atau perasaan yang tak mampu
diungkapkan lewat lisan bisa saya tuangkan pada lembaran-lembaran kertas
putih,” ungkap pengarang novel Mr. Alien itu.
Untuk memulai, mungkin kita
bisa menulis sesuatu dari yang paling dasar hingga suatu tulisan yang
berkonsep. Pada saat self healing kita bisa membuat tulisan bebas berupa
curahan hati atau keadaan yang sedang dirasakan. Kita bisa juga memulai membuat
konsep tulisan dan memanfaatkan self healing untuk mencari keuntungan lainnya.
Selain bisa menyegarkan pikiran, menulis juga dapat membuat kita lebih tenang
dan lebih percaya kepada diri sendiri.
Sumber:
https://rahma.id/menulis-sebagai-self-healing-therapy/.
Dwinda Rahmadhani
· POJOK TIPS
Tips Self Heaaling dalam
Keseharian
Untuk menyembuhkan diri sendiri, kamu
bisa memulainya dengan mengenali dulu luka apa yang ada di dalam dirimu, menerima
luka tersebut dan tidak menolaknya, hingga akhirnya kamu dapat mencapai hidup
seutuhnya dengan luka batin yang sudah sembuh. Adapun tipsnya, yaitu :
1. Meditasi dengan Teknik Grounding
Mulailah dengan meletakkan kaki dengan nyaman di lantai, ambil tiga
tarikan nafas yang panjang, dan dengan setiap tarikan nafas tersebut. Lepaskan
energi negatif yang ada pada dirimu. Fokuskan pikiran dan perhatianmu hanya ke
telapak kaki, dan bayangkan dirimu menyatu dengan bumi. Tarik napas dalam tiga hitungan dan ulangi pola ini selama
tiga kali. Buka mata ketika kamu sudah merasa lebih nyaman.
2. Melatih Pernapasan
Sebelum memaksakan dirimu untuk tetap produktif, luangkan waktu 5-10
menit untuk menenangkan dirimu dulu. Carilah posisi yang nyaman, kamu bisa
melakukannya sambil duduk atau berbaring. Tarik napas dalam enam hitungan dan
buang kembali dalam enam hitungan.
3. Tuliskan apa yang kamu rasakan
dan pikirkan
Bagi sebagian orang
menuliskan apa yang dirasakan mampu membuatnya merasa lebih tenang. Kalau
pikiran kita biarkan penuh dengan berbagai hal, tentu akan membuat kita
kesulitan dalam memahami apa yang sebenarnya kita rasakan. Dengan menulis, kita
dapat meningkatkan kesadaran dan membantu kita lebih memahami permasalahan yang
kita alami.
Sumber:
https://satupersen.net/blog/mengenal-self-healing
Rani Andari
· POJOK SASTRA
Obatku dari
Penyapu Jalanan
"Pergi sana, pergi yang jauh, jadi anak tidak tahu
terima kasih," bentak Karisma. Begitulah ucapan yang seringkali
didengarkan Vita dari ibu tirinya.
Vita pergi meninggalkan
rumah bermodalkan uang jajan dan baju yang melekat di tubuhnya.
"Ih, kesal... Nenek
sihir itu memang perlu dikasih pelajaran. Seenaknya ngusir aku padahal itu
rumahku sendiri. Kenapa harus dia yang jadi ibu tiriku," teriak Vita.
Vita berdiri di pinggiran jalan raya sambil menatap kosong
ke arah gedung bertingkat. Air matanya pun menetes meluapkan perasaan yang
kacau. Kehidupan Vita berubah 90 derajat setelah kepergian ibunya memenuhi
panggilan ilahi. Perhatian ayahnya pun sudah terbagi ke keluarga barunya. Di usianya
yang belum genap 15 tahun harus sudah belajar artinya kehidupan seperti orang
dewasa lainnya.
"Hey, Nak, jangan bunuh
diri di jalan raya! Nanti jadi gentayangan loh," ucap Tiafa sambil menarik
pergelangan tangan Vita dan menjauhkannya dari jalan raya.
"Apa? Apa?" Bentak
Vita k earah Tiafa seorang penyapu jalanan.
"Tenanglah, Nak, kalau
ada masalah, penyelesaiannya bukan dengan bunuh diri itu sama aja kayak
pengecut. Cerita saja ke ibu kalau kamu ada masalah biar agak lega perasaannya,"
jelas Tiafa.
Tanpa merasa ragu Vita
menceritakan masalahnya. Kepergian sosok ibu dari hidupnya setahun yang lalu
mengukir luka di hatinya.
Sebelum kepergian ibunya,
rumah adalah tempat yang ternyaman. Sepulang sekolah Vita tidak pernah mau
bermain bersama temannya sebelum merehatkan tubuhnya di pangkuan sang ibu dan
menghabiskan makan siangnya di meja makan.
Namun hal itu tidak akan
pernah terulang kembali lagi. bahkan sosok ayah yang begitu dibanggakannya
sudah tidak peduli mengenai kehidupan Vita. Kedatangan karisma dan kedua
anaknya membuat Vita kehilangan segalanya.
Pernikahan ayahnya terjadi
tanpa sepengetahuan Vita. Membuat hubungan di antara keduanya tidak akur
seperti dulu. Bahkan hanya untuk bersapa satu dengan yang lainnya sangat jarang
terjadi, ayah yang sibuk dengan urusan kantor harus pulang larut malam.
Sesekali Vita ingin
bercerita dengan ayahnya untuk memperbaiki hubungan di antara mereka. Namun, sebelum
mengetuk pintu kamar, Vita mendengar suara gelak tawa antara ayah dan ibu
tirinya. "Takkan ada ruang untukku lagi ayah," ucapnya.
Perasaannya hancur dan luka
di hati semakin besar. Untuk meluapkan kesedihan yang dirasakan, Vita akan
pergi ke taman dekat rumah.
"Begitu kisahku, Bu,
hancur sehancurnya," ucap Vita.
"Sehancur itukah
perasaanmu, Nak? Coba lihat anak-anak yang bermain kelereng di pinggiran sana.
Mereka mengharapkan kehidupan sepertimu bisa bertumbuh besar dalam lingkungan
keluarga yang utuh walaupun hanya sebentar. Sedangkan mereka sekedar mengenal
dan mengetahui siapa yang melahirkan mereka pun tidak bisa, Nak. Cobalah untuk
menerima semua yang telah Allah takdir dalam hidup ini, maka tidak akan pernah
ada kecewa dan sakit hati. Ada banyak anak-anak di luar sana yang berdoa agar
bisa memiliki orang tua meskipun hanya ayah atau ibu. Dan kamu memiliki itu,
berarti Tuhan masih sayang kepadamu," jelas Tiafa.
Sebulan berlalu, setelah
pertemuannya dengan Tiafa memberikan perubahan besar dalam hidupnya.
Keberaniannya menerima ayah dan keluarga barunya, serta mengikhlaskan kepergian
sang ibu membuat Vita kembali keposisinya sebagai Puteri kecil ayah. Ucapan
Tiafa menjadi motivasinya untuk berdamai dengan masa lalunya.
Putriani Tambunan
·
POJOK HUMOR
Di sore hari tepatnya di taman kota, ada
2 orang lelaki yang sedang berbincang membahas lelahnya pekerjaan dan stress
yang dimiliki.
Budi :
“Aduh, Jon, letih banget aku hari ini. Pekerjaan ku banyak, tugas juga kayak tempe yang ditumpuk, aku juga
suka merasa sedih mengingat masa lalu. Pokoknya tertekan banget aku.”
Joni :
“Wah berat benget ya, bro. Ya udah istirahat aja dulu, bawa santai aja”
Budi :
“Ya aku maunya gitu, Jon. Tapi kalau aku santai aku jadinya stress, ga tenang
jadinya”
Joni :
“Hmm, lakukan aja self healing, bro.
Mana tau lelah yang kamu miliki berkurang.
Gapapa kok.”
Budi :
“Kalau versi kamu Jon gimana self healing
nya? Mana tau aku bisa coba”
Joni :
“Kalau versi aku sih, maafkan masa lalu, menerima kenyataan dan bersyukur,
pergi jalan-jalan ke tempat yang ku suka.”
Budi :
“Hmm, boleh deh Jon aku coba.”
Joni :
“Nah, boleh tuh bro. Oh ya satu hal lagi, yang bisa dilakukan adalah tidur.”
Budi :
“Iya sih bro, paling mudah dilakukan. Dulu waktu kecil disuruh tidur siang sama orangtua itu udah
kayak hukuman terberat hahaha”
Joni :
“Nah itu, sekarang tidur udah kayak keinginan yang sangat penting. Oh ya tidurnya diselimuti
kekayaan ya, biar gak stress saat tidur.”
Budi :
“Waduh, kalau gitu aku bisa jadi makin stress dong Jon. Kekayaan aku aja gak ada.”
Posting Komentar