Sejarah
mencatat, peristiwa G30S/PKI berujung intimidasi dan persekusi untuk masyarakat
Indonesia. Diduga sejumlah tokoh terlibat dalam aksi mengenaskan itu.
Berikut
Tagar rangkum dari berbagai sumber lima fakta tentang tragedi
G30S/PKI 1965 :
1.
Bertujuan
Menggulingkan Soekarno dan Menggeserkan Pancasila dan
UUD 1945 Sebagai Ideologi Bangsa
Sejarah
mencatat, Gerakan 30 September bertujuan untuk menggulingkan pemerintahan
Presiden Soekarno dan mengubah Indonesia menjadi negara komunis dengan
menggeserkan Pancasila dan UUD 1945 sebagai ideologi bangsa. Gerakan ini
dipelopori oleh DN Aidit, ketua dari Partai Komunis Indonesia (PKI) saat itu.
Ia diduga mengincar kursi perwira tinggi TNI AD.
2.
Mengugurkan Tujuh Perwira
Tujuh perwira yang terlibat dalam
peristiwa itu adalah:
- Letnan Jendral Anumerta Ahmad Yani
- Mayor Jendral Raden Soeprapto
- Mayor Jendral Mas Tirtodarmo Haryono
- Mayor Jendral Siswondo Parman
- Brigadir Jendral Donald Isaac Panjaitan
- Brigadir Jendral Sutoyo Siswodiharjo
Serta Lettu Pierre Andreas Tendean
yang sempat diculik dan dibawa ke lubang buaya, pada akhirnya ditembak hingga
tewas. Sementara Panglima TNI AH Nasution yang menjadi target utama
berhasil meloloskan diri. Namun, putrinya Ade Irma Nasution serta ajudannya
tewas tertembak.
3.
Peran CIA dalam
Skenario G30S/PKI
Selain bertujuan
menggulingkan Soekarno, ternyata ada juga keinginan lain yakni untuk mengambil
alih kekayaan Indonesia yang dilakukan salah satu agensi asal Amerika Serikat,
CIA. Hal tersebut dioperatori Indonesia yang diwakili oleh Kolonel Swarto yang
merupakan penasihat Mayjen Soeharto. Seperti tertulis dalam buku yang berjudul Sarwo
Edhie Revisited, 1965 PKI Nemesis. Dalam buku ini dijelaskan bagaimana
nama Sarwo Edhie dan Soeharto terlibat dalam pergolakan politik pada tahun
1965.
4.
Soekarno Berhasil
Membubarkan PKI
Setelah
peristiwa G30S/PKI rakyat menuntut Presiden Soekarno untuk membubarkan PKI. Ia
kemudian memerintahkan Mayor Jenderal Soeharto untuk membersihkan semua unsur
pemerintahan dari pengaruh PKI. Soeharto bergerak dengan cepat, PKI dinyatakan
sebagai penggerak kudeta dan para tokohnya diburu dan ditangkap, termasuk DN
Aidit yang sempat kabur ke Jawa Tengah. Selain itu, anggota organisasi
simpatisan yang terkait dengan PKI juga ditangkap, seperti Lekra, CGMI, Pemuda
Rakyat, Barisan Tani Indonesia, Gerakan Wanita Indonesia, dan organisasi yang
terlibat lainnya.
5.
1 Oktober Menjadi Hari Kesaktian Pancasila
Tanggal 1 Oktober
diperingati sebagai hari Kesaktian Pancasila, untuk mengenang jasa ketujuh
Pahlawan Revolusi yang gugur. Kemudian Presiden Soeharto menggagas dibangunnya
Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya, Jakarta Timur. Selain itu, juga
diabadikan dalam sebuah film dokudrama propaganda yang berjudul Penumpasan
Pengkhianatan G 30 S PKI. Film ini diproduksi oleh Pusat Produksi Film
Negara yang saat itu dipimpin Brigjen G. Dwipayana yang juga staf kepresidenan
Soeharto dengan menelan biaya Rp 800 juta.
Sumber :
Tagar ID, 2019.
Lima Fakta Peristiwa G 30 S PKI. Dalam https://www.tagar.id/lima-fakta-peristiwa-g30spki.
Di akses pada 24 September 2020
Nola Vita Sari
Divisi Redaksi Editor
UKPM Pena Generasi Alpha
Posting Komentar