Pandemi Covid-19 di Indonesia telah
berlangsung selama kurun waktu kurang lebih enam bulan. Berbagai kebijakan
telah diterapkan oleh pemerintah untuk mengatasi pandemi ini, mulai dari
penerapan sosial distancing, physical distancing, menghimbau
masyarakat agar selalu menggunakan masker saat keluar rumah, meliburkan sekolah
dan tempat kerja, pembatasan kegiatan keagamaan dan pembatasan kegiatan di area
publik, hingga pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Penyebaran Covid-19 dan korban yang semakin
banyak, mengindikasikan bahwa kemampuan negara belum optimal sehingga
melahirkan kondisi yang tidak dapat diprediksi dan terdapat ruang
ketidakpastian dalam tatanan kehidupan sosial.
Hal itulah kemudian
yang membuat terjadi tekanan psikologis pada masyarakat, timbul rasa tidak
peduli terhadap kebijakan pemerintah, dan bahkan melahirkan ketidak percayaaan
masyarakat pada pemerintah.
Kebijakan baru yang di terapkan pemerintah saat
sekarang adalah New Normal. New Normal adalah skenario untuk mempercepat penanganan pandemi Covid-19 dalam
aspek kesehatan dan sosial-ekonomi. Pemerintah Indonesia telah mengumumkan
rencana untuk mengimplementasikan skenario new
normal dengan mempertimbangkan studi epidemiologis dan kesiapan regional.
Kebijakan baru pemerintah yang
menerapkan kebijakan new normal
membuat masyarakat harus bisa beradaptasi selama pandemi Covid-19 ini
dengan tetap beraktivitas menerapkan protokol kesehatan. Tidak semua masyarakat
dapat melaksanakan adaptasi ini dengan baik, karena masih ada sebagian warga
yang tidak patuh dalam menerapkan protokol kesehatan tersebut.
Salah satu penerapan New Normal yang terjadi di Provinsi Gorontalo tidak berjalan begitu
efektif. Wakil Gubernur Gorontalo Idris mengatakan, Kasus Covid-19 di Gorontalo
terus melonjak karena banyak orang tidak peduli dan tidak mematuhi protokol
kesehatan.
“Sekarang banyak yang OTP atau Orang Tidak Pamba dengar (orang yang
tidak mematuhi) protokol kesehatan. Disuruh pakai masker tidak mau, disuruh
jaga jarak dan cuci tangan juga enggan dan tidak peduli,” kata Wakil Gubernur
Gorontalo H. Idris Rahim pada penyaluran bantuan beras Cadangan Pangan
Pemerintah Daerah di Desa Suka Damai, Kecamatan Bulango Utara, Kabupaten Bone
Bolango.
Jumlah kasus baru yang terkonfirmasi positif
Covid-19 di Provinsi Gorontalo mengalami lonjakan drastis. Berdasarkan laporan
yang masuk ke Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Nasional, penambahan kasus
Covid-19 di Provinsi Gorontalo pada Senin (20/7/2020), sebanyak 107 pasien
baru.
Oleh karena itu, pemerintah juga harus
melakukan evaluasi terhadap kebijakan-kebijakan yang telah di terapkan, agar
masyarakat kembali percaya bahwa pemerintah dengan inovasinya mampu
mengatasi pandemi Covid-19 ini.
Tentunya untuk mengatasi wabah pandemi ini
bukan saja tugas pemerintah, tetapi tugas kita semua bersama seluruh elemen
masyarakat bersatu padu mengatasi wabah pademi Covid-19. Disisi lain kepedulian masyarakat sangat dibutuhkan
di tengah pandemi Covid -19.
Kita memahami, dampak virus
Corona sangat dirasakan bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Cukup banyak yang menjadi korban PHK akibat
perusahaan tempatnya bekerja berhenti produksi. Tak sedikit pula warga yang makin rentan akibat tidak lagi
memiliki penghasilan tetap.
Jumlah warga yang
berubah status menjadi prasejahtera kian bertambah.
Dalam
kondisi yang demikian diperlukan kepedulian untuk saling membantu satu sama lain.
Yang mampu membantu yang kurang beruntung, yang berlebih membantu yang
kekurangan. Kita meyakini sikap dan
kepedulian semacam ini masih menjadi jati diri bangsa kita. Terbukti, banyak kelompok masyarakat yang tergerak
hati membantu mereka yang perlu bantuan. Ini tentu didasari adanya sikap saling
tolong menolong yang sudah menjadi karakter bangsa kita sejak zaman dulu. Sejak
era perjuangan, merebut kemerdekaan hingga berdirinya negeri ini.
Apalagi
di era sekarang, tantangan kian membentang untuk mewujudkan cita- cita bangsa.
Menciptakan kesejahteraan dan keadilan sosial. Tantangan bertambah berat akibat pandemi. Tak hanya Indonesia, sedikitnya 215 negara mengalami
hal yang sama seperti negeri kita. Masyarakat
dunia kini juga berjuang dan bekerja keras untuk mampu mengendalikan pandemi
dan memulihkan perekonomiannya. Tak hanya
kerja keras, juga kebersamaan semua elemen bangsa agar negeri kita segera bebas
dari virus Corona.
Kita
harus optimis masa sulit dapat kita hadapi karena kita memiliki jati sebagai bangsa
pejuang, bangsa yang kuat dan tangguh menghadap beragam tantangan. Kita optimis karena masyarakat
kita memiliki kepedulian sosial yang sangat tinggi. Peduli kepada lingkungan untuk mengembangkan sikap saling
tolong menolong.
Juga peduli dalam mengatasi pandemi, termasuk di dalamnya taat norma, mematuhi
protokol kesehatan. Mari kita saling peduli,
setidaknya peduli kepada diri sendiri ikut mengatasi pandemi.
Sumber:
https://www.read.id/idris-kasus-covid-19-melonjak-karena-orang-tak-peduli-protokol-kesehatan/
Noura Rizki
UKPM Pena BEM KM FKM Unand
Generasi Alpha
Posting Komentar