· POJOK INFO
Hari Lupus Sedunia
Lupus
adalah penyakit radang / penyakit autoimun dimana kondisi sistem imunitas atau kekebalan tubuh
seseorang kehilangan kemampuan untuk membedakan substansi asing (non-self)
dengan sel dan jaringan tubuh sendiri (self). Kondisi ini membuat sistem
kekebalan tubuh menyerang sel, jaringan, dan organ tubuh sendiri yang sehat. Peradangan akibat hal ini
dapat mempengaruhi berbagai organ tubuh termasuk kulit, ginjal, otak, sel
darah, paru-paru, jantung dan persendian.
Lupus
merupakan penyakit inflamasi sistemik autoimun kronis yang belum jelas
penyebabnya. Penyakit ini terutama menyerang wanita usia produktif (15-50
tahun) dengan angka kematian yang cukup tinggi, meski begitu lupus juga dapat
menyerang laki-laki, anak-anak, dan remaja.
10
Mei diperingati sebagai Hari Lupus
Sedunia. Lupus adalah penyakit kronis serius yang mengubah hidup dan dapat
berakibat fatal sehingga mengancam jiwa penyandangnya. Dibutuhkan pemahaman
tentang Lupus dan dukungan mendalam untuk orang yang terkena penyakit Lupus atau biasa disebut dengan Orang
dengan Lupus (ODAPUS) dan keluarganya yang terkena dampak penyakit ini. Kementerian
Kesehatan RI mengajak seluruh stake
holder yaitu Pemerintah (Pusat
dan Daerah), Organisasi Profesi,
Penyandang/ODAPUS dan Pendamping seperti Keluarga ODAPUS, Komunitas/Paguyuban
atau LSM/Yayasan untuk bersama sama bergandeng tangan dan tetap tegar
menghadapi LUPUS ("Stand For Lupus,
Together We Can").
Agar bisa
meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penyakit Lupus, World Lupus Federation menetapkan setiap
10 Mei sebagai Hari Lupus Sedunia. Penyakit Lupus menjadi salah satu
masalah kesehatan global yang sudah menyerang orang di penjuru dunia. Walau
demikian, masih sedikit orang yang mengetahui tentang bahaya penyakit ini. Oleh
sebab itu, dalam peringatan Hari Lupus Sedunia, mengedukasikan kepada
masyarakat tentang penyakit Lupus
hingga pencegahannya.
Sumber:
·
POJOK TIPS
LUPUS
Lupus merupakan
penyakit inflamasi kronis yang mana sering menyerang sel darah dan juga
paru-paru. Lupus disebabkan oleh sistem imun yang bekerja secara keliru.
Biasanya, sistem imun bekerja untuk melindungi tubuh dari virus dan bakteri.
Namun, pada kejadian Lupus ini sistem imun malah menyerang jaringan dan organ
tubuh.
Lupus ini digolongkan
sebagai penyakit terminal (tidak memiliki harapan untuk sembuh). Untuk itu,
alangkah lebih baiknya mencegah agar terhindar dari penyakit ini. Berikut
beberapa tips untuk mencegah Lupus:
1.
Hindari stres dan menerapkan pola hidup
sehat.
2.
Kurangi kontak langsung secara
berlebihan dengan matahari, terutama pada siang hari.
3.
Tidak merokok.
4.
Melakukan diet nutrisi.
5.
Olahraga secara teratur.
Jika merasa gejala
Lupus ini sudah terjadi, lebih baik disegerakan untuk diperiksa oleh dokter
agar mendapatkan penanganan dan saran medis yang tepat.
Anggun Dwi Syakirah, dan
Laras
Putri Adhila
·
POJOK SASTRA
ODAPUS
(1)
“Mah, tolong selimuti aku!” pinta
Sifa pada Ibunya. Sifa merasakan dingin yang sangat dahsyat, menggigil, padahal
suhu pada malam itu tidak terlalu dingin.
Ibunya tanggap mengambil selimut,
lantas menyelimuti Sifa dengan penuh rasa sedih. Sambil memeluk Sifa, ayahnya
sibuk membacakan ayat-ayat Al-Qur’an untuk menenangkan Sifa. Tidak terasa, air
mata ayah Sifa sudah membasahi selimut yang ada di atas tubuh Sifa.
“Ayah…..,” rintih Sifa dalam
kesakitannya.
“Maafkan Sifa,” susah payah Sifa
mengatakan itu kepada Ayahnya. Ibu dan adiknya memeluk Sifa erat agar Sifa
tidak kedinginan.
Satu jam berlalu sejak Sifa merasakan
kedinginan. Malam itu Sifa dan keluarganya baru selesai melaksanakan ibadah
Sholat Isya di Masjidil Haram. Mereka sedang melaksanakan ibadah Umroh sejak 4
hari yang lalu.
Suara rintihan Sifa sudah berhenti.
Ibunya mengelus wajah anak pertama yang sangat disayanginya. Matanya basah oleh
air mata. Masih sambil melantunkan ayat Al-Qur’an, ayah Sifa juga menangis
tanpa henti. Adiknya menatap kosong ke wajah kakaknya. Sifa tertidur. Sakit
yang dideritanya tidak bisa didefinisikan, rasa sakit dan dinginnya sangat
sangat sakit. Begitu Sifa menceritakan kepada keluarganya bagaimana yang
dirasakan ketika malam hari selama ibadah Umroh.
Keesokan harinya, meski wajahnya
terlihat masih pucat, Sifa sudah membaik.
Kejadian itu terus terulang sampai
hari ke-11 Umroh. Di hari ke-12, Sifa dinyatakan sembuh total. Ayah Ibunya
seakan tidak percaya dengan apa yang dikatakan dokter. Mata mereka berkaca-kaca
mendengar berita itu. Adiknya juga. Sedangkan Sifa tersenyum bahagia.
***
Sifa Syafiah, anak sulung dari 2
bersaudara. Namanya berasal dari bahasa Arab, yang artinya penawar obat. Yang
artinya lagi, obat yang membutuhkan obat. Siapa sangka ternyata namanya terpaut
dengan penyakit yang dideritanya saat ini. Umurnya sekarang 28 tahun. 8 tahun
yang lalu, ia mengetahui bahwa dirinya mengidap penyakit Lupus. Penyakit yang
dekat dengan kematian.
Pertama kali ia berkenalan dengan
Lupus adalah saat ia berumur 20 tahun. Itu terjadi di awal tahun 2008. Saat itu
Sifa sedang aktif di kegiatan-kegiatan di kampusnya. Sifa juga sedang
merampungkan tugas akhir kuliahnya, ketika suatu hari, gusinya berdarah dan
darahnya tidak bisa dihentikan meski sudah diberi obat pembeku darah.
Darah yang keluar dari gusi itu tidak
berhenti seketika, Sifa harus menelan darah itu selama tiga hari, meskipun ia
sedang tidur. Setelah tiga hari berlalu, Sifa disarankan untuk berobat ke
dokter Hematologi (dokter spesialis darah) dan menjalani opname. Dari hasil
pemeriksaan laboratorium dan klinis, Sifa diduga mengidap ITP, semacam kelainan
pada trombosit.
Setelah mengetahui penyakit itu, Sifa
kembali beraktifitas seperti biasanya. Akan tetapi Sifa sering mudah kelelahan
dan sakit kepala. Banyak perubahan klinis yang terjadi pada Sifa. Tidak cukup
disitu, rambut Sifa juga perlahan rontok satu per satu. Sendi-sendinya
terkadang terasa sakit yang luar biasa, juga pendarahan yang tidak biasanya
terjadi.
Rasa sakit itu dirasakan Sifa hampir
setiap hari, tetapi ia tidak pernah mengeluh. Sampai suatu hari setelah
berunding dengan keluarga, akhirnya diputuskan untuk berobat ke dokter lain.
Hari itu, rasanya hancur sekali. Sifa
tidak pernah merasakan rasa putus asa, sedih dan hancur yang benar-benar
dahsyat. Ternyata pendarahan itu adalah awal dari berpisahnya Sifa dengan
kehidupannya sebagai orang sehat. Sifa terdiam ketika dokter memberitahunya
bahwa ia mengidap penyaktit Lupus. Air matanya tertahan oleh rasa putus asa
yang benar-benar menyakitkan.
Lupus atau Systemic Lupus Erythematosus merupakan sebuah
penyakit auto imun. Penyakit ini disebabkan karena sistem kekebalan tubuh pada
manusia mengalami kelainan. Jika biasanya sistem imun di tubuh manusia bisa
menjadi benteng bagi tubuh dalam menghadapi penyakit, Lupus justru menyerang
sel-sel sehat yang ada dalam tubuh manusia. Bagian tubuh yang diserang adalah
sendi, paru-paru, ginjal dan jaringan saraf. Belum ada obat yang bisa menyembuhkan
penyakit ini, hanya saja pengidapnya harus meminum obat selama hidupnya, hanya
untuk meredakan nyeri jika saja penyakit itu sedang menyerang.
“Mengapa aku harus menerima
ini, Mah?” Sifa terus bertanya kepada Ibunya selama perjalanan pulang. Air mata
Sifa tumpah seluruhnya.
Ibunya tidak berhenti menenangkan
Sifa dengan nasihat-nasihatnya. Ayah Sifa hanya terdiam di balik kemudi. Tetapi
dari wajahnya, jelas sekali ayahnya juga terpukul atas apa yang sudah ia dengar
beberapa jam yang lalu.
ODAPUS (2)
Sifa mengidap penyakit Lupus di tahun
2008. kejadian tiga tahun yang lalu, ternyata juga terpaut dengan dirinya saat
ini.
“Kak, aku ada tugas semester nih. Aku
bahas tentang penyakit Lupus,” adiknya menyerahkan kertas berisi makalah yang
membahas tentang penyakit Lupus.
“Loh, ada ya penyakit Lupus? Itu
penyakit apa, Dek?” Sifa tertarik untuk mendiskusikannya bersama adiknya.
“Penyakit mematikan,
Kak. Belum ada obatnya sampai sekarang. Ada beberapa tipe penyakitnya, yang
pertama Lupus Eritematosus Sistemik atau Systemic Lupus
Erythematosus disingkat SLE, yang kedua, Lupus Eritematosus
Diskoid atau istilanya Discoid Lupus Erythematosus/DLE,
yang ketiga Lupus akibat penggunaan obat,
“Yang mau aku bahas
adalah yang pertama, Kak. Tentang Lupus Eritematosus Sistemik atau Systemic Lupus Erythematosus disingkat SLE.
Gejalanya datang secara perlahan-lahan dan dapat bertahan lama atau bersifat
sementara sebelum akhirnya kambuh lagi. Biasanya gejala awal yang dialami
adalah rasa lelah yang ekstrem, nyeri pada persendian, sariawan yang terus
muncul, demam tinggi, tekanan darah tinggi, sakit kepala, rambut rontok, mata
kering, sakit dada, hilang ingatan dan napas pendek”
Adik Sifa menjelaskan kepadanya
dengan penuh semangat, karena adiknya pun baru mengetahui tentang keberadaan
penyakit yang mematikan ini.
“Nah, terus Kak, penyakit Lupus ini
lebih banyak menyerang kepada wanita dibanding laki-laki,”
Sifa membaca dengan saksama makalah
adiknya yang ada di tangannya.
“Serem juga ya, Dek. Semoga kita
selalu diberkahi dengan nikmat sehat. Aamiin,”
Dari percakapan itu Sifa
mengetahui sedikit banyak tentang penyakit Lupus. Yang ternyata, tiga tahun
kemudian penyakit itu bersarang di tubuhnya.
Depresi yang mendalam membuat Sifa
enggan keluar rumah untuk beberapa minggu. Yang ia lakukan setiap hari adalah
menangis dan menangis. Semangatnya menurun, tidak ada orang yang ingin ia temui
setelah ia mengetahui bahwa dirinya mengidap penyakit Lupus. Ketika suatu hari
Sifa menceritakan hal itu kepada dosennya, Sifa disarankan ambil cuti 1 semester
dulu untuk beristirahat.
Sifa hanya terdiam. Beberapa saat
kemudian menjawab tegas.
“Tidak, Bu. Saya akan tetap
melanjutkan kuliah. Justru kesibukan yang akan membuat saya melupakan rasa
sakit yang bisa menyerang saya kapan saja,”
Kalimatnya terpotong, tangisnya
tumpah di hadapan dosennya. Sifa menutup wajahnya dengan kerudung merahnya.
Sang dosen mengusap tangan Sifa,
berusaha menenangkan.
“Kamu benar. Kesibukan akan membuat
kita melupakan banyak hal, Sif. Jika itu yang membuat Sifa semangat, lakukanlah.
Ibu akan selalu mendukung kamu,”
Dosennya juga susah payah menahan air
mata. Penyakit yang diderita Sifa bukanlah penyakit biasa yang bisa sembuh
meski harus melalui berkali-kali operasi.
“Tetapi kamu jangan lupa, Sifa. Kamu
harus cepat beristirahat jika kamu merasa lelah, jangan dipaksakan, ya”
Sifa mengangguk dengan penuh
keyakinan.
“Mohon bantu semangati aku, Bu.”
sambil terisak Sifa menjawab dosennya.
Sang dosen juga mengangguk penuh
keyakinan.
***
Empat tahun berlalu dengan penuh rasa
sakit. Tidak hanya fisiknya yang diserang oleh Lupus, tetapi juga batinnya
diserang bertubi-tubi.
“Cahaya tidak akan ternilai jika
tidak pernah merasakan kegelapan. Begitu pula sakit. Tidak akan tahu bagaimana
nikmatnya sehat jika kita tidak sakit,” jawabnya ketika salah satu temannya
menannyakan bagaimana keadaannya.
Lalu ia membuka kitab hadist di
tangannya. Menunjukan salah satu hadist kepada teman-temannya.
“Betapa ucapan
Rasulullah S.A.W. ini harus kita renungkan dan laksanakan setiap saat. Bunyinya
begini: Periharalah yang lima sebelum datang yang lima: Pertama,
peliharalah masa hidupmu sebelum datang masa kematianmu. Kedua,
periharalah masa senggangmu sebelum datang masa sempitmu. Ketiga, periharalah
masa kayamu sebelum datang masa miskinmu. Keempat, periharalah masa mudamu
sebelum datang masa tuamu. Kelima, peliharalah masa sehatmu sebelum masa
sakitmu”.
“Bagaimana
jika aku ditegur di akhirat nanti karena aku tidak bersyukur? Alhamdulillah,
Allah ‘menamparku’ saat aku masih hidup di dunia. Tidak terbayang bagaimana
nanti jika aku baru sadar ketika aku sudah mati,” gumamnya dalam hati.
Latifa Zapista
·
POJOK HUMOR
Seekor
Katak yang Mendatangi Peramal
“Seekor katak pergi menemui seorang
peramal untuk mengetahui apakah dia beruntung dalam urusan asmara atau tidak.”
Peramal itu kemudian
membaca telapak tangan si katak dan berkata, “Aku mempunyai kabar baik dan
kabar buruk. Mau dengar yang mana dulu?”
Si katak ingin
mendengat kabar baiknya terlebih dulu.
Peramal pun berkata,
“Kamu akan bertemu seorang gadis cantik. Dia akan tertarik padamu dan ingin
mengetahui segala sesuatu tentang dirimu. Dia ingin kamu terbuka padanya dan
memberikan hatimu padanya.”
“Wah, itu hebat!” kata
si katak. “Tapi, apa kabar buruknya?”
“Kamu akan bertemu
dengannya di kelas biologi.”
Novia
Larasati dan Haisyi
Yaumal Israq
·
POJOK QUOTES
(1)
Penyakit autoimun bisa
melumpuhkan fisik, tetapi tidak melumpuhkan cita-cita
-Autoimun Indonesia
(2)
Kupu –kupu itu berjuang terbang meski
pilu. Sayap ungunya patah, namun tidak harapannya. Tak sedikit yang gugur
diantaranya.
Gugur diantara warna – warni kelopak
bermekaran, diantara hangatnya matahari pagi. Untuk sayap yang berjuang
terbang, selalu ada cinta terselip disana. Jangan lelah dan terbanglah setinggi
harapmu.
Intan Berliana
Marianda dan
Fayza Arini
Sumber : https://images.app.goo.gl/57TT6JihMHSLVUhx6
Posting Komentar