·
POJOK INFO
Ramadhan di Saat
Pandemi, Masyarakat Dianjurkan Sholat Tarawih di Rumah
Shalat tarawih merupakan salah
satu ibadah sunah di bulan Ramadhan yang sangat dianjurkan dan sayang apabila
ditinggalkan. Sesuai anjuran pemerintah, pelaksanaan ibadah shalat tarawih dan
tadarus selama Ramadhan dilakukan di rumah guna mencegah penularan Virus Corona. Selain itu, kegiatan
buka bersama hingga sahur on the road
pun ditiadakan Berikut tata cara melaksanakan ibadah shalat tarawih sendiri di
rumah menurut mazhab syafi’i.
Tata cara shalat tarawih:
1.
Mengucapkan niat shalat tarawih dalam hati saat takbiratul
ihram (Ushalli sunnatat Tarawihi rak‘ataini mustaqbilal qiblati lillahi ta‘ala)
2.
Mengucapkan takbir saat takbiratul ihram diiringi niat dalam
hati
3.
Membaca ta'awudz dan surat Al Fatihah dilanjutkan membaca
surat pendek
4.
Rukuk
5.
Itidal
6.
Sujud pertama
7.
Duduk di antara dua sujud
8.
Sujud kedua
9.
Duduk istirahat atau duduk sejenak sebelum bangkit untuk mengerjakan
rakaat kedua
10. Bangkit dari duduk, lalu
mengerjakan rakaat kedua dengan gerakan yang sama dengan rakaat pertama
11. Salam pada rakaat kedua
Sebenarnya sholat tarawih di rumah dengan di
mesjid tak ada bedanya. Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Dr H Syamsul
Hidayat mengatakan, pada dasarnya tata cara shalat tarawih di masjid dan di
rumah tidak ada perbedaan. Syamsul mengatakan, yang membedakan apabila
dilaksanakan di rumah bersama keluarga, waktu pelaksanaannya agak fleksibel.
Terdapat sejumlah pendapat mengenai jumlah rakaat shalat tarawih. Menurut
Syamsul, shalat tarawih dapat dikerjakan delapan rakaat dengan salam setiap
empat rakaat. Boleh pula dilakukan 20 rakaat dengan salam setiap dua rakaat.
Shalat tarawih lalu dilanjutkan dengan tiga rakaat salat witir. Lebih lanjut,
pelaksanaan shalat tarawih dapat dilakukan sesaat sebelum memasuki waktu shalat
subuh.
Sumber:
Kompas.com
Ridha
Putri Gunawan Siregar
·
POJOK TIPS
v
Rencanakan bersama keluarga
Puasa sejatinya merupakan ibadah perseorangan, tapi
kondisi kali ini memberikan lebih banyak kesempatan bagi keluarga untuk
merencanakan banyak hal bersama. Misalnya, menyiapkan makan sahur, menu
berbuka, atau menempelkan pesan-pesan Ramadan di pintu lemari es.
v Dekorasi
Karena semua orang berada di rumah, bisa saja
sebagian merasa bosan dan sebagian merasa khawatir berlebihan. Agar suasana
hati lebih santai, libatkan anggota keluarga untuk menata rumah dengan dekorasi
baru menyambut Ramadan.
v
Hadirkan masjid di rumah
Pemerintah telah menyarankan umat beragama untuk
beribadah dari rumah. Bagi umat Islam, rumah bisa disulap jadi masjid, dengan
cara menjadikan salah satu ruangan untuk salat berjamaah. Salah satu anggota
keluarga bisa mengumandangkan azan tiap waktu salat.
v
Mendalami Alquran
Ada banyak kemuliaan di bulan Ramadan, termasuk
turunnya Alquran, kitab suci umat Islam. Rancang waktu khusus di mana seluruh
keluarga berkumpul untuk mengaji dan mendalami Alquran bersama-sama. Selain
mendatangkan pahala, kebersamaan itu juga amat berarti.
v
Perbanyak berdoa
Ramadan adalah bulan yang tepat untuk memanjatkan
doa sebanyak-banyaknya. Doakan keluarga, sahabat, rekan kerja, juga pasien yang
sedang berjuang melawan Covid-19 serta para petugas medis yang tidak lelah
merawat para pasien di rumah sakit.
v Jangan
lupa berbagi
Ingatlah orang-orang yang kurang beruntung dan
mungkin tidak bisa mendapatkan kenyamanan seperti kita saat Ramadan. Sisihkan
rezeki untuk berbagi dan membantu sesama, seperti orang-orang yang tidak
memiliki rumah untuk bernaung dan makanan untuk disantap.
v Bermanfaat
bagi sesama
Junjungan umat Islam, Nabi Muhammad SAW, memiliki
misi membawa perdamaian, keadilan, dan kesetaraan bagi masyarakat. Selama
mempersiapkan Ramadan, ingatlah misi Rasulullah tersebut sehingga setiap dari
kita bisa bermanfaat bagi sesama.
“Yuk, buat puasa mu semakin berarti dengan
berbagi dan bermanfaat bagi sesama, semangat! ”
Tasya Zahrah Salsabiila
·
POJOK SASTRA
“Jadikan quarantine
time menjadi Quran-time”
Teman-teman
yang disayangi Allah!
Banyak
di antara kita kini yang dipaksa oleh keadaan untuk mengurung diri di rumah
masing-masing. Belum lagi yang memang harus melakukan karantina
diri karena dikhawatirkan terdampak
Virus Corona. Apalagi, bagi mereka yang
memang kota atau negaranya
sedang lockdown alias
ditutup dari kegiatan apa pun, kecuali
yang bersifat darurat.
Hal
ini pastinya tidak mudah.
Apalagi,
untuk mereka yang terbiasa aktif dengan berbagai kegiatan di luar rumah. Pasti
merasa
tertekan, sempit, bahkan ada kecenderungan marah atau frustrasi.
Saya
hanya ingin mengingatkan singkat. Seperti yang sering kita ulang-ulang di masa
lalu. Tak ada apa pun yang terjadi dalam
hidup kita ini kecuali memang ada takdir dari-Nya. Dan, sekaligus pasti ada hikmahnya.
Ratusan
ribu orang yang sakit lantaran terinfeksi Covid-19. Puluhan ribu orang
kehilangan nyawa. Perekonomian dunia ambruk
seketika. Pusat-pusat pencarian rezeki orang, dari restoran, toko, hingga
ke travel dan penerbangan terhenti. Seolah-olah, lalu lintas perekonomian dunia mengalami
kemacetan dan lumpuh. Jutaan manusia kehilangan pekerjaan dan sumber rezekinya. Sekolah-sekolah ditutup.
Universitas dan semua pusat-pusat pendidikan ditutup, dan
lebih menyedihkan lagi, rumah-rumah ibadah juga mengalami nasib yang sama.
Segenap
hati manusia yang terikat dengan rumah-rumah ibadah itu pun menjerit kesedihan. Bahkan, Makkah dan Madinah mengalami
hal yang sama. Namun, yakinlah. Jangan pernah ragu. Di balik segala tantangan itu, tersembunyi segala
peluang.
Hidup
memang bukan satu warna. Dan dunia ini terus bergerak, berputar silih-berganti. Karenanya, janganlah merasa sedih.
Jangan berkecil hati. Jangan merasa sumpek. Jangan putus harapan dan motivasi.
Buka
tirai dari semua tantangan itu dan gapai semua peluang yang tersembunyi itu!
Tinggal
dan mengisolasi diri di rumah itu tantangan. Tabiat manusia ingin bergerak dan
berjalan.
Pikiran yang terbang jauh ke mana-mana, mendorong kaki manusia untuk melangkah. Ingin berjalan menggapai
banyak yang diimpikan.
Renungkan
sejenak.
Di
masa silam ketika semua belum tersedia. Ketika hidup di kampung yang alami.
Tiada
jalan
raya. Tiada kendaraan. Tiada listrik. Apalagi TV dan ponsel pintar. Kita tinggal di rumah lebih lama dan
nyaman.
Di
saat itu, kita masih ada waktu bercengkrama dengan sanak keluarga. Makan
bersama. Cuci piring dan angkat air bersama dari
sumur dekat rumah. Lalu, tidur di dalam rumah sederhana kita bersama. Bunyi jangkrik dan
suara-suara burunglah yang membangunkan kita—bukan alarm ponsel.
Teman-teman,
di saat-saat seperti ini marilah kita ambil hikmah terbesarnya.
Inilah
hari-hari kebersamaan dengan keluarga. Bersama dalam kebaikan. Bersama dalam
melaksanakan
sholat berjamaah. Bersama secara fisik dan insya Allah jiwa.
Jadikan quarantine time menjadi Quran-time. Pergunakan waktu yang ada
dengan hal-hal positif. Baca Alquran, baca Hadits,
baca buku-buku agama. Atau, pergunakan untuk merenung dan menuangkannya dalam goresan tinta seperti ini.
Sumber: Khazanah
Arthala Citra Paramitha
Bersyukur
Bersyukur
karena masih diberi kesempatan untuk bertemu Ramadhan
kali ini
Walaupun
Ramadhan kali ini terasa berbeda dengan Ramadhan sebelumnya
Tidak
bisa berkumpul dengan seluruh anggota keluarga, teman, dan para sahabat
Memang
berat dan hampa yang dirasa saat ini
Namun,
bukankah hal itu lebih baik?
Karena
bisa lebih mendekatkan dirimu kepada Tuhan
Bisa
saja dirimu yang dahulu terlalu mabuk dengan indahnya dunia hingga lupa dengan Sang Kuasa
Jadi,
jangan lupa bersyukur ya!
Thiara Suci Budiman
·
POJOK HUMOR
Udin
: Sudah karantina puasa lagi, laper
bener
Dadang
: Udiiiiin (Dadang dateng ke rumah Udin
di siang hari )
Udin
: iya, Dang.
Dadang
: Udin di mana ?
Udin
: Sini, Dang. Udin di atas lagi ngopi sambil
nunggu magrib
Dadang
: lol #%^*+
Mutiara Sakhinah
·
POJOK QUOTES
Indahnya
Ramadhan
“
Walau di karantina tidak membuat kita tidak bersuka cita dalam menyambutnya,
bulan
yang penuh ampunan yaitu bulan Ramadan. Justru ini momentum yang menjadikan
kita
lebih dekat dengan Sang
Pencipta karna seluruh hari kita
habiskan di rumah saja”
Aulia Shalsabila
Ramadhan in Quarantine
“Quarantine bukan berarti kita tidak bisa
bersuka cita saat Ramadhan,
quarantine justru menciptakan momen yang sempurna bagi
kita untuk tidak mendapat gangguan dari dunia
luar.
Perintah dan isolasi di rumah kita bisa pergunakan untuk lebih merefleksikan
tindakan, niat, dan hubungan Anda dengan Sang Pencipta. Serta bisa menjadikan kita
lebih dekat dengan-Nya dengan cara perbanyak berdoa dan beribadah
selama di rumah”
Farah Diba Meydiana Putri
Lupakan sejenak Corona
Mari jalani Ramadhan seperti tahun sebelumnya
Bersuka cita dengan
menabung pahala
Hingga berdoa kepada-Nya
Agar jika hari kemenangan
itu tiba
Bisa mengucapkan selamat
tinggal dengan virus berbahaya.
Dwi
Utari Helmi
Posting Komentar