Jakarta,
sebagai ibu kota negara Republik Indonesia sudah menanggung beban yang tidak
ideal lagi. Warga Jakarta dan sekitarnya harus menahan derita akibat banjir yang
berulang kali menghampiri ibu kota. Tak hanya masalah banjir, warga pun turut
mengalami kemacetan serta wilayah pemukiman yang sudah tak memadai lagi akibat
meledaknya angka pertumbuhan penduduk di ibukota ini. Sehingga, hal ini menjadi
pertimbangan pemerintah untuk mengusulkan pemindahan ibu kota sebagai solusi
dari permasalahan yang ditanggung oleh Jakarta.
Pada
tahun 1950, Soekarno sudah meramalkan jakarta akan tumbuh tak terkendali.
Soekarno pun memiliki mimpi untuk memindahkan ibu kota Republik Indonesia dari
Jakarta ke Palangkaraya, Kalimatantan Tengah dengan berbagai pertimbangan.
Pertama, Kalimantan ialah pulau terbesar di Indonesia dan letaknya di
tengah-tengah gugus pulau Indonesia. Kedua, menghilangkan sentralistis Jawa.
Selain itu, pembangunan di Jakarta dan Jawa ialah konsep peninggalan Belanda.
Soekarno ingin membangun sebuah ibu kota dengan konsepnya sendiri, bukan
peninggalan penjajah, tapi sesuatu yang orisinal.
Satu
hal lagi, seperti Jakarta yang punya Ciliwung, Palangkaraya juga punya Sungai
Kahayan. Soekarno ingin memadukan konsep transportasi sungai dan jalan raya,
seperti di negara-negara lain. Soekarno juga ingin Kahayan secantik
sungai-sungai di Eropa, yakni warga dapat bersantai dan menikmati keindahan
kota yang dialiri sungai. Kota ini juga terletak di pulau yang tak dilalui
lempeng tektonik dan relatif aman dari gempa.
Sejatinya,
pemindahan ibu kota bukanlah hal yang tabu dilakukan. Tidak hanya di negara
berkembang, tercatat di negara modern pada lima benua ada 42 negara pernah
memindahkan ibu kotanya. Bila dirunut sejak zaman kerajaan, ada 118 bekas ibu
kota negara karena sudah dipindahkan ke tempat lain. Jadi, dari sisi kelaziman
bukan tak mungkin ibu kota Indonesia dipindahkan.
Pemindahan
ibu kota bisa dilakukan dengan konstitusional dan perencanaan yang sangat
matang. Proses perpindahan ibu kota yang sukses dan menjadi inspirasi banyak
negara ialah Brasil. Perpindahan ibu kota negara memang menjadi amanat
konstitusi negara itu sudah dipikirkan dan direncanakan beberapa dekade
sebelumnya. Tender pun digelar, mulai perencana kota, arsitek, hingga desainer
lanskap membuat matangnya persiapan perpindahan ibu kota tersebut.
Akhirnya,
pada tanggal 16 agustus 2019 Presiden Jokowi mengumumkan hendak memutuskan
untuk memindahkan ibukota ke luar pulau Jawa,tepatnya di pulau Kalimantan.
Kabarnya, ibu kota baru nanti akan mengusung konsep “forest city”. Konsep ini dipilih agar ibu kota baru nantinya bersifat
ramah lingkungan dan pulau Kalimantan merupakan daerah yang dianggap sebagai
hutan dunia.
Pemindahan
ibukota ini tentu mendapat berbagai pro kontra di masyarakat. Di satu sisi, pemindahan
ibukota berbasis forest city
merupakan suatu langkah baik, karena menerapkan konsep ibu kota yang
berdampingan dengan alam tanpa merusaknya, proses pembangunan akan
meminimalisir intervensi terhadap alam, dan mengintegrasikan ruang hijau dan
biru dengan mengadopsi new urbanism bertemakan infrastruktur hijau. Namun, di
sisi lain, menerapkan konsep forest city
di salah satu wilayah Kalimantan tidak serta merta merupakan langkah yang
mudah, sampai saat ini Kalimantan tercatat sebagai daerah dengan titik panas
paling tinggi dengan kasus kebakaran terbanyak, belum lagi investasi besar yang
harus digelontorkan untuk membangun ibu kota baru dan juga sistem pemerintahan
yang harus dipindahlokasikan memiliki resiko yang sangat besar terhadap
pemerintahan negara Republik Indonesia.
Walaupun
banyak pro dan kontra mengenai pemindahan ibu kota ini, kita tentu tidak boleh
berhenti untuk senantiasa berpikir tentang alternatif solusi atas permasalahan ini.
Meski pelan, pasti bangsa ini harus dibangun menuju kondisi yang lebih baik.
Pilihan itu ada pada diri bangsa ini.
referensi : https://www.google.com/amp/s/amp.suara.com/news/2019/08/14/203850/jokowi-saya-umumkan-ibu-kota-negara-pindah-tanggal-16-agustus-ini
(Ranny Firsti)
UKPM Pena BEM KM FKM Unand
___________________________________
Generasi Cakrawala
Posting Komentar