Pra Hima Gizi
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Andalas, sukses menyelenggarakan
Seminar naional yang bertemakan “Bersama
Wujudkan Gizi Seimbang untuk Generasi Bebas Stunting” yang diadakan di
Auditorium Gubernur Sumatera Barat. Kesuksesan seminar ini, ditandai dengan
hadirnya peserta kurang lebih sebanyak 250 peserta yang hadir pada hari Minggu,
8 April 2018.
Seminar Nasional
ini, diadakan untuk memperingati Hari Gizi Nasional ke-58 yang jatuh pada
tanggal 25 Januari lalu. Selain 250 peserta yang datang, seminar ini juga
dihadiri oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar, Bupati Pasaman, Bupati
Pasaman Barat, Dekan FKM Unand yaitu Bapak Defriman Djafri, S.K.M., M.K.M.,Ph.D
selaku tuan rumah yang menyelenggarakan seminar nasional ini.
Ada 3 pemateri
yang dihadirkan pada seminar nasional kali ini yang mana pemateri tersebut
merupakan ahli-ahli kesehatan dan sosial yang telah melalang buana di tingkat
nasional. 3 pemateri tersebut terdiri dari Yanuar Nugroho, Ph.D
selaku Deputi Kajian
Isu Sosbud Kantor Staf Presiden RI, R. Giri Wurjandaru, S.K.M., M.Kes,
dan Dr Denas Symond,
MCN selaku Ketua Pergizi Pangan Provinsi Sumbar
sekaligus sebagai Ketua Prodi Ilmu Gizi KFM Unand.
Menurut R. Giri Wurjandaru, S.K.M., M.Kes,
saat menyampaikan materi di seminar ini, beliau berpendapat bahwa saat
melaksanakan kegiatan yang berbasis pengabdian masyarakat seperti KKN (Kuliah
Kerja Nyata) seharusnya ada pendampingan untuk kegiatan tersebut. Beliau juga
mengatakan, Kemenkes RI punya program Indonesia sehat dengan pendekatan
keluarga (PISPK) yang dapat memfasilitasi mahasiswa khususnya mahasiswa bidang
kesehatan dalam terjun langsung kelapangan untuk pendampingan kader di
Posyandu. PISPK sendiri memiliki 2 indikator utama yaitu memantau pertumbuhan
balita dan pemberian ASI eksklusif. Berdasarkan 2 indikator tersebut, mahasiswa
dapat memberikan pendampingan dengan memberikan edukasi mengenai pentingnya ASI
eksklusif. Jika program ASI eksklusif tidak dilaksanakan maka akan menyebabkan gagal
tumbuh kembang dan gangguan metabolisme lainnya. Oleh karena itu, mahasiswa
punya andil dalam meningkatkan kapasitas kader kesehatan dengan memberikan
pendampingan.
“Untuk wanita yang ingin menikah diharuskan memperbaik
gizinya dari 4 tahu, sebab sangat berbahaya seorang bayi yang lahir dari ibu
yang tekena anemia karena itu dapat menyebabkan stunting pada bayi. Seharusnya semua remaja putri tahu bahwa dia anemia
atau tidak dan kondisi kesehatan yang lain agar intervensinya tepat. Misalnya
anemia mungkin perlu dietnya diubah atau mengkonsumsi pil penambah darah atau sebagainya.”
Ujar Yanuar Nugroho,
Ph.D.
Senada dengan
pemateri pertama, Bapak
Yanuar Nugroho, Ph.D
membeberkan 2 hal yang dapat dilakukan oleh mahasiswa untuk mengurangi kejadian
stunting di Indonesia. Pertama yaitu
mahasiswa dapat membentuk kelompok diskusi aktif yang mendidik seperti diskusi
mengenai pencegahan stunting dan
tidak lupa juga dari diri kita sendiri untuk menerapkan makan-makanan yang
bergizi agar anggota lain yang ada di kelompok tersebut dapat berpengaruh.
Kedua, ketika menjalani KKN di daerah pedesaan, fokuslah pada memperbaiki
status gizi.
“Jadi harapannya bisa mempelopori step folder, kalo
tidak diplopori kan jadi susah” ungkap R. Giri Wurjandaru, S.K.M., M.Kes.
(Clarita
Tiffany dan Ghina Mardiyati)
UKPM
Pena BEM KM FKM Unand
___________________________________
GENERASI LASKAR
Posting Komentar